Rabu 14 Sep 2022 05:30 WIB

Israel Sambut Kunjungan Perdana Pemimpin Militer Maroko

Maroko adalah satu negara Arab yang melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Bendera negara Maroko. Pemimpin militer Maroko mengunjungi Israel untuk pertama kalinya sejak normalisasi hubungan diplomatik pada 2020. Ilustrasi.
Foto: EPA
Bendera negara Maroko. Pemimpin militer Maroko mengunjungi Israel untuk pertama kalinya sejak normalisasi hubungan diplomatik pada 2020. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Inspektur Jenderal Angkatan Bersenjata Kerajaan Maroko, Letnan Jenderal (Letjen) Belkhir El Farouk melakukan kunjungan ke Israel, Selasa (13/9/2022). Dia hendak menghadiri International Operational Innovation Conference yang digelar di Tel Aviv pada 12-15 September.

“Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kami menyambut Inspektur Jenderal Angkatan Bersenjata Maroko, Letjen Belkhir El Farouk, ke Israel hari ini. Kepala Staf Umum IDF (Pasukan Pertahanan Israel) memimpin pengawal kehormatan saat Letjen Belkhir El Farouk tiba untuk menghadiri International Operational Innovation Conference,” kata IDF lewat akun Twitter resminya.

Baca Juga

Menurut keterangan yang dirilis militer Maroko, partisipasi Letjen Belkhir El Farouk di International Operational Innovation Conference merupakan bagian dari kerangka multilateral untuk mempromosikan pertukaran pengetahuan antara para perwakilan militer yang hadir. “Ini juga bertujuan untuk meletakkan dasar bagi kolaborasi yang solid di bidang pertahanan multidimensi dan inovasi militer,” kata militer Maroko, dikutip laman The National.

Maroko adalah satu dari empat negara Arab yang melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel pada 2020. Selain Maroko, tiga negara lainnya adalah Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Sudan. Normalisasi antara empat negara Arab tersebut dengan Israel tercapai dengan bantuan mediasi dari pemerintahan mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Kesepakatan normalisasi diplomatik dengan Israel itu dikenal dengan nama “Abraham Accords”. Saat ini Israel sedang berusaha merangkul lebih banyak negara ke Abraham Accords. Dua negara yang kerap diisukan intens dilobi Israel adalah Arab Saudi dan Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement