Rabu 14 Sep 2022 06:59 WIB

Transformasi BTPN Syariah demi Wujudkan Ekosistem Digital Syariah untuk Masyarakat Inklusi

BTPN Syariah terus melakukan inisiatif terutama untuk perempuan unbankable

Warni, salah satu nasabah pembiayaan BTPN Syariah yang berhasil mengembangkan usaha penjualan ikan asinnya di Cirebon, Jawa Barat, (ilustrasi).
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Warni, salah satu nasabah pembiayaan BTPN Syariah yang berhasil mengembangkan usaha penjualan ikan asinnya di Cirebon, Jawa Barat, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tepat sewindu perjalanan menjadi Bank Umum Syariah dalam melayani masyarakat pra dan cukup sejahtera, Bank terus melakukan berbagai inisiatif transformasi mewujudkan ekosistem digital syariah bagi masyarakat inklusi khususnya perempuan unbankable. Upaya ini dilakukan untuk beradaptasi terhadap kebutuhan Nasabah yang terus naik kelas. Salah satunya meningkatkan peran Mitra Tepat, Agent Banking sebagai perpanjangan tangan bank untuk melayani langsung kebutuhan Nasabah di sentra-sentra komunitas Nasabah.

Para Mitra Tepat ini didukung oleh aplikasi yang mudah digunakan untuk melakukan pelayanan setor dan tarik tunai, membuka rekening hingga melayani transaksi Nasabah lainnya, seperti membeli pulsa dan membayar tagihan, termasuk layanan e-commerce untuk barang-barang kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian, bagi Nasabah yang telah bertumbuh, bank tidak hanya memberikan akses keuangan dan ilmu pengetahuan, namun juga akses terhadap kebutuhan persediaan barang.

Seiring dengan berjalannya waktu, di mana pemberdayaan menjadi salah satu kekuatan utama pelayanan, Bank pun turut bertransformasi untuk menyusun program pemberdayaan yang semakin inovatif melalui Tepat Daya Platform, sebuah platform yang memberikan akses bagi nasabah untuk belajar mandiri mengenai ilmu kewirausahaan serta platform bagi siapapun yang terpanggil untuk turut serta dalam program pemberdayaan BTPN Syariah sebagai seorang kontributor atau disebut Sahabat Daya.

Untuk mewujudkan mimpi Nasabah pembiayaan yang semakin beragam, Bank juga melihat perlunya berkolaborasi untuk mendapatkan akses persediaan dan memperluas akses pasar. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membentuk BTPN Syariah Venture Capital (VC). 

Melalui anak usaha ini, Bank akan lebih mudah berkolaborasi dengan partner-partner strategis yang memiliki semangat yang sama dalam membesarkan ekosistem digital bagi masyarakat inklusi ke depannya. Sebagai implementasinya, pendanaan perdana jatuh kepada startup platform e-commerce yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga di kota tier 3-4 di pedesaan.

Para nasabah BTPN Syariah yang telah melek teknologi lebih dulu dapat mengakses kebutuhan persediaan dan menjual produk mereka di aplikasi Warung Tepat yang telah terafiliasi dengan start up tersebut. Ini adalah bagian dari langkah-langkah transformasi Bank untuk semakin relevan dengan kebutuhan nasabah sesuai aspirasi bank untuk menciptakan sharia digital ecosystem for unbanked.

 “Kami terus berupaya untuk bertransformasi melalui berbagai inovasi-inovasi yang adaptif dan tepat menyesuaikan dengan kebutuhan nasabah kami, memastikan kehidupan mereka tumbuh menjadi lebih baik dan berarti. Tentunya bagi Bank ini menjadi ikhtiar dan fokus kami dalam mewujudkan aspirasi besar yakni, Sharia Digital Ecosystem for Unbanked. Kami meyakini bahwa upaya-upaya ini juga diharapkan semakin membuka peluang lebih luas lagi dalam melayani masyarakat inklusi di pelosok Indonesia secara berkelanjutan,” ucap Direktur BTPN Syariah, Arief Ismail, seperti dalam siaran persnya.

Sebagai informasi, Perseroan telah mempublikasikan hasil kinerja sampai dengan semester satu tahun 2022 pada Juli lalu. Perseroan mencatatkan telah mengumpulkan Dana Pihak Ketiga Rp 11,8 triliun, menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 11,1 triliun, dengan menjaga Rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF nett) sebesar 0,2 persen. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) masih kuat di posisi 48,4 persen. Total aset tumbuh 16 persen menjadi Rp 20,1 triliun, dan mencatatkan Laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 856 miliar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement