Rabu 14 Sep 2022 10:21 WIB

Presiden Kazakhstan dan Imam Besar Al Azhar Tinjau Kerja Sama Promosi Islam

Kerja sama Islam ditinjau Presiden Kazakhstan dan Imam Besar Al Azhar.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Presiden Kazakhstan dan Imam Besar Al Azhar Tinjau Kerja Sama Promosi Islam. Foto:  Masjid kota baru di Nur-Sultan (sebelumnya dikenal sebagai Astana), Kazakhstan, 13 September 2022. Paus Fransiskus akan mengunjungi Ibu Kota Kazakhstan dari 13 hingga 15 September. Paus direncanakan bertemu dengan Presiden Tokayev dan mengadakan pertemuan dengan peserta Kongres VII Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional.
Foto: EPA-EFE/IGOR KOVALENKO
Presiden Kazakhstan dan Imam Besar Al Azhar Tinjau Kerja Sama Promosi Islam. Foto: Masjid kota baru di Nur-Sultan (sebelumnya dikenal sebagai Astana), Kazakhstan, 13 September 2022. Paus Fransiskus akan mengunjungi Ibu Kota Kazakhstan dari 13 hingga 15 September. Paus direncanakan bertemu dengan Presiden Tokayev dan mengadakan pertemuan dengan peserta Kongres VII Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, NUR-SULTAN -- Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev bertemu dengan Yang Mulia Dr. Ahmed Al-Tayeb, Imam Besar Al-Azhar dan Ketua Dewan Sesepuh Muslim, di Istana Kepresidenan. Pertemuan dilakukan untuk meninjau prospek promosi kerja sama.

Dalam pertemuan tersebut, Tokayev membahas pentingnya pendidikan agama. Ia juga mengatakan jika Kazakhstan menganggap Universitas Al Azhar sebagai suar, yang menyebarkan cahaya nilai-nilai agama Islam.

Baca Juga

"Sangat penting para ilmuwan universitas yang mempromosikan konsep toleransi dan ketabahan hati, kesabaran dan kebaikan, berpartisipasi dalam diskusi dunia dan para pemimpin agama tradisional," ujar dia dikutip di Emirates News Agency, Rabu (14/9/2022).

Tak hanya itu, ia lantas memuji kondisi mahasiswa Kazakh di Universitas Al-Azhar, yang dianggap sebagai jantung pendidikan Islam karena perannya dalam memerangi ekstremisme agama.

Sementara itu, Imam Besar menyatakan kegembiraannya dapat berpartisipasi dalam Kongres Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional ke-7. Ia juga menghargai upaya yang dilakukan oleh Kazakhstan, melalui KTT agama global ini, untuk mengkonsolidasikan budaya koeksistensi dan dialog.

Dia menambahkan, kegiatan Kongres ini telah menjadi platform global yang mewakili suara moderat agama, saat menangani krisis global dan tantangan kontemporer. Ia juga menekankan kesiapan Dewan Tetua Muslim untuk mendukung Kazakhstan melalui upaya Dewan dalam mempromosikan perdamaian dan persaudaraan, sekaligus mendukung peran pemuda dalam membangun jembatan dan rasa hormat antar agama.  

Sumber:

https://www.wam.ae/en/details/1395303083106

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement