Rabu 14 Sep 2022 11:06 WIB

Tanggapi Eko Kuntadhi, Ning Imaz: Minta Maafnya ke Umat Islam se-Indonesia

Minta maafnya jangan ke saya, ke Imam Ibnu Katsir, ke umat yang sakit hati.

Ustadzah Ponpes Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Imaz Fatimatuz Zahra alias Ning Imaz menjadi korban penghinaan dan pelecehan di lini masa Twitter.
Foto: Istimewa
Ustadzah Ponpes Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Imaz Fatimatuz Zahra alias Ning Imaz menjadi korban penghinaan dan pelecehan di lini masa Twitter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah menjadi bahan olok-olok dan serangan pelecehan seksual, Ustadzah Ponpes Lirboyo, Imaz Fatimatuz Zahra alias Ning Imaz akhirnya bersuara. Jika memang aktivis media sosial Eko Kuntadhi ingin meminta maaf, permintaan itu sebaiknya bukan ditujukan kepadanya.

Menurut Ning Imaz, permintaan maaf itu lebih baik ditujukan kepada umat Islam yang sakit hati agamanya dihina. "Minta maafnya jangan ke saya. Ke Imam Ibnu Katsir. Ke umat se-Indonesia yang sakit hati agamanya dihina-hina," ujarnya melalui akun Twitter @ImazzFat dikutip di Jakarta, Rabu (14/9/2022).

Baca: Ini Daftar Hinaan dan Pelecehan yang Didapatkan Ustadzah Ponpes Lirboyo

Asal mula kasus itu terjadi ketika video tausiyah Ning Imaz sedang membahas Surat Ali Imran ayat 14 merujuk tafsir Ibnu Kasit. Ning Imaz menyinggung tentang kehidupan laki-laki dan perempuan di surga yang berbeda. Dia menjelaskan, sebetulnya orientasi kenikmatan tertinggi bagi laki-laki pemeluk agama Islam adalah perempuan.

"Makanya hadiahnya di surga nanti adalah bidadari, tapi kalau perempuan tidak. Perempuan di surga nanti, kenikmatan tertingginya bukan laki-laki. Makanya tidak ada bidadara, tidak ada. Perhiasan, perempuan itu menyukai perhiasan," kata Ning Imaz dalam video yang dilabeli 'tolol' oleh Eko Kuntadhi.

Baca: Ustadzah Ponpes Lirboyo Jadi Korban Penghinaan dan Pelecehan Seksual di Twitter

Ning Imaz menerangkan, kaum perempuan dalam ajaran Islam menyukai hal-hal yang indah. Pasalnya, kaum perempuan sendiri adalah perhiasan dan pasti menyukai perhiasan. Karena itu, balasan yang didapat di surga berbeda dengan laki-laki.

"Di surga nanti, perempuan diiming-imingi diberikan perhiasan yang luar biasa dan tidak bisa di-tashawur-kan keindahannya di dunia ini. Hanya bisa diketahui nanti di surga. Karena hal tersebut memang sudah ciptaannya demikian. Laki-laki orientasi tertinggi adalah perempuan. Hanya karena perempuan, laki-laki bisa menghalalkan cara. Betul atau tidak?" kata Ning Imaz.

Baca: GPK Jateng: Suharso Didongkel karena Gandeng Eep dan Buka Opsi Calonkan Anies

Cuplikan video itu ternyata menjadi bahan olok-olok Eko dan pengikutnya. Tidak terima istrinya dihina, Rifqil Muslim Suyuthi selaku sang suami langsung me-mention beberapa akun yang sudah kedapatan membuat status berisi hinaan tersebut.

Gus Rifqil ingin bertemu dengan pemilik keempat akun yang sudah melecehkan istrinya. "Jadi kapan bisa kopdar dengan saya? @justinkanya @Joko_Purwoko @jagalkadrun1312 @_ekokuntadhi," ucapnya lewat akun Twitter, @rifqilmoeslim.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement