Rabu 14 Sep 2022 12:45 WIB

Kremlin: Pertemuan Putin dan Xi akan Bahas Ukraina dan Taiwan

Xi akan bertolak keluar China untuk pertama kalinya sejak pandemi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping (R) bertemu di Beijing, China, 4 February 2022. Putin tiba di China pada hari pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2022.
Foto: EPA
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping (R) bertemu di Beijing, China, 4 February 2022. Putin tiba di China pada hari pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Kremlin mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping akan membahas isu Ukraina dan Taiwan pada pertemuan di Uzbekistan pada Kamis (15/9/2022) mendatang. Kremlin menilai pembicaraan ini akan memiliki makna khusus menilik situasi geopolitik.

"Para presiden akan membahas agenda bilateral dan topik utama regional dan internasional," kata ajudan Kremlin Yuri Ushakov pada briefing di Moskow.

Baca Juga

"Tentu saja, mereka akan memberikan penilaian positif tentang tingkat kepercayaan tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam kemitraan strategis bilateral," imbuhnya.

Ushakov mengatakan Moskow menghargai posisi China terhadap krisis Ukraina. Menurutnya Beijing telah melakukan pendekatan seimbang terhadap konflik tersebut.

"China dengan jelas memahami alasan yang memaksa Rusia untuk meluncurkan operasi militer khusus. Masalah ini, tentu saja, akan dibahas secara menyeluruh selama pertemuan mendatang," kata Ushakov.

Xi akan bertolak keluar China untuk pertama kalinya sejak pandemi membayangi negaranya dan dunia untuk perjalalana ke Asia Tengah. Xi akan bertemu Putin sebulan sebelum presiden China ditetapkan untuk memperkuat posisi sebagai pemimpin China terkuat sejak Mao Zedong.

Pertemuan Xi dan Putin akan memberi Xi kesempatan untuk menggarisbawahi pengaruhnya sementara Putin dapat menunjukkan kekuatannya terhadap Asia. Kedua pemimpin dapat menunjukkan penentangan mereka terhadap Amerika Serikat (AS) seperti halnya Barat berusaha untuk menghukum Rusia atas apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.

China adalah pembeli minyak terbesar Rusia, salah satu sumber utama pendapatan untuk kas negara Moskow. Rusia juga berusaha untuk meningkatkan penjualan gasnya ke China dan membangun jaringan pipa baru ke negara itu karena pasokan gasnya ke Eropa telah dibatasi secara signifikan di tengah kebuntuan di Ukraina.

Pertemuan antara Xi dan Putin di Uzbekistan akan berlangsung di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai di kota kuno Jalur Sutra Samarkand di Uzbekistan. Ushakov mengatakan tidak ada kesepakatan energi baru dengan China yang diharapkan akan ditandatangani di Uzbekistan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement