Rabu 14 Sep 2022 14:54 WIB

Vaksin Covid-19 akan Diberikan Tahunan Seperti Vaksin Flu

Covid-19 akan seperti flu biasa dan satu suntikan vaksin beri perlindungan setahun.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Covid-19 akan seperti flu biasa dan satu suntikan vaksin beri perlindungan setahun.
Foto: Pxhere
Covid-19 akan seperti flu biasa dan satu suntikan vaksin beri perlindungan setahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli menyebutkan bahwa Covid 19 dapat diperlakukan lebih seperti flu di masa depan. Sebab, satu suntikan vaksin Covid 19 tahunan bisa memberikan perlindungan selama satu tahun.

"Kecuali ada varian baru bola kurva, untuk sebagian besar orang Amerika, kami bergerak ke titik di mana satu suntikan Covid tahunan bisa memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap penyakit serius sepanjang tahun," ujar koordinator respons Covid 19 Gedung Putih, Ashish Jha seperti dilansir dari laman NPR, Rabu (14/9/2022).

Baca Juga

Vaksin flu dapat diubah jika varian baru menjadi dominan di masa depan, begitulah cara kerja vaksin flu. Setiap musim gugur, orang mendapatkan vaksin flu baru yang dirancang untuk melindungi dari jenis virus apa pun yang kemungkinan akan beredar pada musim itu. Harapannya, vaksin Covid 19 bisa menerapkan cara yang sama.

Jha memperingatkan orang tua dan mereka yang memiliki masalah kesehatan yang membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit parah mungkin perlu lebih sering dikuatkan. Namun, bagi banyak orang, Jha berharap booster terbaru ini akan menjadi suntikan terakhir yang mereka butuhkan setidaknya untuk satu tahun lagi.

Sepanjang pandemi, SARS-CoV-2 sangat tidak dapat diprediksi dan telah berkembang jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan siapa pun. Para ahli mengatakan, mereka akan terus memantau virus dengan cermat dan mereka siap untuk memprogram ulang vaksin lagi jika perlu.

Namun, beberapa ahli penyakit menular masih tidak yakin vaksin yang diperbarui akan mengubah hal ini. Pasalnya, vaksin Covid 19 belum cukup diuji untuk melihat kinerjanya.

Pakar masih khawatir sejumlah kecil orang akan mendaftar untuk booster baru, menyusul rendahnya permintaan untuk suntikan booster awal. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), hanya 34 persen orang di atas 50 tahun yang mendapatkan booster kedua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement