Rabu 14 Sep 2022 16:30 WIB

Sekjen PBNU Ingatkan Eko Kuntadhi akan Ada Sanksi Tegas

Gus Ipul meminta Eko Kuntadhi berani untuk benar-benar bertanggung jawab.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Teguh Firmansyah
Saifullah Yusuf
Foto: Republika/Yasin Habibi
Saifullah Yusuf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Sekjen PBNU) Saifullah Yusuf mengomentari unggahan video oleh Ketua Umum Kornas Ganjarist Eko Kuntadhi terkait ceramah Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra atau Ning Imaz, Lirboyo yang ditambahi narasi menjelek-jelekkan.

Menurut Sekjen PBNU yang akrab disapa Gus Ipul ini, perlu ada pelajaran sanksi yang tegas agar hal yang sama tidak diulangi. "Kita ingatkan mas Eko lebih hati-hati pertimbangkan dampaknya. Karena akan ada sanksinya, kalau siap bertanggung jawab harusnya videonya tidak perlu dicabut. Tapi ini kan dicabut," kata Gus Ipul kepada wartawan, Rabu (14/9/2022).

Baca Juga

Karena itu, Wali Kota Pasuruan ini juga mengingatkan kepada Eko Kuntadhi harus betul betul bisa bertanggung jawab. Setelah mengunggah video yang tidak ia pertimbangkan tersebut.

Karena dari video yang ia buat dengan asal komentar itu, kemudian publik Nahdliyin menjadi ramai, terus ketika hal ini ramai, justru dia cabut atau hapus dari postingan. "Jadi, kayaknya dia terburu-buru mengomentari hal yang tak ada dasar ilmunya. Sebab, ini menyangkut agama, harusnya dia pertimbangkan. Kemudian, karena tidak mempertimbangkan dalam-dalam, itu akhirnya jadi fitnah dan ramai," terangnya.

Gus Ipul juga menyayangkan ketika unggahan Eko Kuntadhi itu diikuti akun akun anonim dengan mengunggah video yang sama. Jadi, ia menilai, memang niatnya kayaknya memang bikin ramai saja. Gus Ipul juga tidak tahu apa tujuan mereka setelah itu menjadi ramai sebenarnya.

Dan ia mengatakan pada hakikatnya, kalau seseorang ada perbedaan pandangan dan pendapat itu sah-sah saja, tidak ada masalah. Tetapi selama perbedaan pendapat itu disampaikan secara argumentasi yang sehat. Bukannya, diwarnai dengan argumentasi yang cukup, bukan nyinyir, dan bukan satu pendapat disikapi dengan pernyataan keluar dari konteks.

"Kalau ada perbedaan pendapat silahkan disampaikan argumentasinya, sampaikan, mana kitab referensi lain dari dia. Orang boleh tidak setuju tapi ada dasar perdebatan wacananya, referensinya, mana," ujar mantan Wakil Gubernur Jawa Timur ini.

Ustadzah Ponpes Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Ustadzah Imaz Fatimatuz Zahra menjadi korban penghinaan dan pelecehan di lini masa Twitter. Ning Imaz, sapaan akrabnya, menjadi bahan olok-olok dan pelecehan seksual ketika videonya tentang ceramah kehidupan di surga dikomentari pegiat media sosial (medsos) Eko Kuntadhi @_ekokuntadhi.

Dalam statusnya, Eko mengunggah video berjudul 'Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan' dalam video tausiyah Ning Imaz. Postingan Eko ini mendapat reaksi keras dari warganet, terutama kader Nahdliyin. Bahkan suami Ning Imaz yang meminta ada itikad baik dari Eko Kuntadhi meminta maaf secara langsung kepada dia dan istrinya.

Setelah mendapat teguran dari akun Nadirsyah Hosen @na_dirs alias Gus Nadir, Eko pun langsung menghapus status tersebut.

"Yang Anda posting itu video Ning Imaz dari Ponpes Lirboyo, istri dari Gus Rifqil Moeslim. Beda pendapat hal biasa. Tapi gak usah melabeli dengan kata tolol. Posting saja video aslinya. Bukan yang sudah ditambahi kata-kata tolol. Belajarlah untuk santun dalam perbedaan," tulis Gus Nadir di akun Twitter-nya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement