Rabu 14 Sep 2022 22:15 WIB

Iran Rancang Drone Khusus untuk Serang Kota Tel Aviv dan Haifa di Israel

Iran telah mengembangkan drone yang dirancang khusus untuk menyerang kota-kota Israel

Red: Esthi Maharani
Iran telah mengembangkan pesawat tanpa awak jarak jauh yang dirancang khusus untuk menyerang kota-kota Israel Tel Aviv dan Haifa.
Iran telah mengembangkan pesawat tanpa awak jarak jauh yang dirancang khusus untuk menyerang kota-kota Israel Tel Aviv dan Haifa.

REPUBLIKA.CO.ID., TEHERAN -- Seorang komandan tinggi militer Iran mengatakan Iran telah mengembangkan pesawat tanpa awak jarak jauh yang dirancang khusus untuk menyerang kota-kota Israel Tel Aviv dan Haifa.

Brigadir Jenderal Kiomars Heidari, komandan pasukan darat tentara Iran, membuat pernyataan itu dalam sebuah program yang disiarkan di TV pemerintah Ahad malam, di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel.

Dia mengatakan drone Arash-2, yang merupakan versi terbaru dari Arash-1, adalah "burung unik" yang telah dikembangkan untuk tujuan "menghancurkan" Israel. Pejabat Iran menggambarkan Israel sebagai "rezim pembunuh anak".

Komandan militer berpangkat tinggi mengatakan drone itu telah diserahkan kepada pasukan angkatan darat dan kemampuannya akan dipamerkan dalam latihan militer yang akan datang.

Heidari mengatakan Arash-2 memiliki “kemampuan unik” dan dapat “pulih beberapa kali hingga mencapai target”, dia juga menekankan bahwa pihaknya “menunggu perintah untuk menggunakannya suatu hari”.

Dia mengatakan salah satu fitur utamanya adalah kemampuan untuk melakukan misi "pengintaian" dan mampu mengenai tempat yang persis sama dengan rudal balistik Fath.

Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara dua musuh regional lama dengan serangan sabotase rahasia di dalam Iran dan intensifikasi serangan Israel terhadap kelompok-kelompok yang didukung Iran di Suriah.

Iran juga menyalahkan Israel karena mengganggu negosiasi yang sedang berlangsung antara Teheran dan Washington, yang dimediasi oleh Uni Eropa, untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.

Perdana Menteri Israel Yair Lapid pada Minggu berterima kasih kepada Prancis, Inggris dan Jerman atas "posisi tegas" mereka terhadap Iran, sehari setelah kekuatan Eropa menyalahkan Teheran karena "membahayakan" negosiasi tersebut.

Heidari mengatakan militer Iran saat ini memiliki drone strategis dalam jangkauan yang berbeda, termasuk dalam jangkauan 2.000 km, serta rudal strategis.

Dia lebih lanjut menyatakan bahwa pasukan darat adalah kekuatan “terbesar, paling lengkap dan paling beragam” dalam hal teknologi dan kekuatan helikopter yang “tak tertandingi”.

Mengenai kerja sama antara tentara dan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), pejabat militer itu mengatakan bahwa kedua kekuatan itu "saling melengkapi" dan bekerja dalam "sinergi".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement