Rabu 14 Sep 2022 17:26 WIB

Wapres Minta Kualitas Dakwah Ditingkatkan, Jangan Cuma Diperbanyak

Secara jumlah volume dakwah saat ini sudah cukup banyak di berbagai media.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agung Sasongko
Wapres RI, Maruf Amin
Foto: Satwapres
Wapres RI, Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta peningkatan kualitas dakwah di Indonesia. Kiai Ma'ruf mengatakan, secara jumlah volume dakwah saat ini sudah cukup banyak di berbagai media. Namun demikian, kualitasnya dakwahnya tidak merata.

"Kalau melihat frekuensi dakwah kita, sebenarnya cukup ramai, kapan saja kita buka itu banyak orang dakwah itu di media sosial itu banyak, di masjid-masjid, di majelis-majelis, jadi volume memang sudahh cukup banyak, mungkin yang perlu ditingkatkan itu kualitasnya," ujar Kiai Ma'ruf dalam sambutannya saat meresmikan pembukaan Muktamar Al Ittihadiyah XX di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (14/9).

Baca Juga

Kiai Ma'ruf meminta agar kualitas konten dakwah disesuaikan dengan perkembangan saat ini. "Kontennya sesuai dengan selera/keinginan dengan cara supaya diminati sekarang ini," ujarnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini pun meminta dalam penyampaian dakwah agar diberikan uraian atau gambaran jelas yang lebih menarik.

Selain itu, dia juga menekankan pentingnya meningkatkan kompetensi dai atau pendakwah. Hal ini penting agar apa yang disampaikan pendakwah sesuai dengan kebutuhan saat ini yakni menjaga umat dari akidah-akidah yang menyimpang.

"Yang lebih penting lagi mungkin memperbaiki dainya, pendakwahnya, sekarang apa yang kita lakukan dakwah kita ini, gimana menjaga umat yang baik ini, menguatkan akidahnya ya," ujarnya.

Karena itu, pada kesempatan itu, Kiai Ma'ruf mendorong kaderisasi pendakwah lebih diperbaiki, diantaranya melalui organisasi masyarakat Islam.

"Sehingga bisa bagaimana kita kaderisasi, kuncinya itu kaderisasi, kaderisasi dai bukan sekedar materi atau konten tetapi juga pribadinya yang harus kita betulkan, itu yang menurut saya sangat penting, yang perlu kita diskusikan bagaimana caranya," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement