Peralihan Musim BPBD Imbau Masyarakat Waspada Potensi Bencana
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Peralihan Musim BPBD Imbau Masyarakat Waspada Potensi Bencana (ilustrasi). | Foto: Flickr
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang mulai mengingatkan kewaspadaan dan antisipasi menghadapi peralihan musim, dari kemarau ke musim penghujan.
Segenap komponen masyarakat Kabupaten Semarang diimbau untuk mempersiapkan diri guna mengantisipasi potensi kebencanaan yang setiap tahun selalu terjadi di wilayahnya masing- masing.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Semarang, Riyadhi, mengatakan, di Kabupaten Semarang terdapat sejumlah wilayah rawan kebencanaan dengan beragam karakteristik lingkungannya.
Mulai dari potensi bencana tanah longsor, angin puting beliung hingga banjir bandang akibat kerusakan infrastruktur sungai, seperti tanggul sungai jebol.
Berdasarkan pemetaan BPBD Kabupaten Semarang, untuk wilayah dengan potensi bencana tanah longsor, tersebar di wilayah Kecamatan Banyubiru, Sumowono, Bandungan dan Kecamatan Ungaran Timur.
“Di kecamatan ini bahaya longsornya cukup tinggi dibanding kecamatan- kecamatan lain di Kabupaten Semarang, karena kontur wilayahnya yang berada di lereng gunung dan perbukitan,” jelasnya, di ungaran, kabupaten Semarang, Rabu (14/9).
Salah satunya --yang cukup mendapatka perhatian—adalah di Desa Wirogomo, Banyubiru, itu memang berada di lereng Gunung Kelir dan pemukimannya di bawah tebing perbukitan yang tinggi.
Riyadhi juga mengungkapkan, guna mengantisipasi potensi bencana di dekat lokasi desa ini juga ditempatkan alat berat (ekskavator) agar jika terjadi kebencanaan penanganannya dapat dilakukan dengan cepat.
Selain tanah longsor, potensi kebencanaan lain yang perlu diwaspadai adalah angin puting beliung dan angina ribut. Karena bencana ini tidak dapat dideteksi kerawanannya pada titik tertentu, ia mengimbau warga waspada.
Terutama untuk rumah atau pemukiman yang atap bangunan rumahnya berbahan baja ringan, asbes dan galvalum. Sebab jika ada angina rebut akan mudah lepas dan mudah diterbangkan angin.
Tak hanya longsor dan angin puting beliung, BPBD Kabupaten Semarang juga mengimbau masyarakat agar mewaspadai terjadinya tanggul dan talud jebol akibat debit air sungai melonjak signifikan saat terjadi hujan deras.
Satu di antara sungai yang cukup rawan adalah tanggul di sungai Panjang yang bermuara di Danau Rawapening, Kecamatan Ambarawa.
Beberapa waktu lalu, tanggul jebol mengakibatkan banjir bandang di lingkungan Lodoyong Ambarawa. “Saat ini kerusakan tanggul tengah ditangani balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana.
Meski begitu, masyarakat diminta waspada dan mengantisipasi jika huja tuun dengan intensitas tinggi dan dalam durasi waktu yang lama, agar terhindar dari dampak bencana yang lebih parah.
Terkait dengan penguatan mitigasi bagi warga, Riyadhi mengungkapkan, di kawasan rawan longsor telah dibentuk Desa tangguh Bencana (Destana).
BPBD sudah mensosialisasikan dan memberikan eduksi apa yang harus dilakukan saat terjadi kedaruratan bencana. Misalnya ke mana harus mencari ttik aman, titik kumpulnya di mana, warga sudah sangat paham.
“BPBD juga selalu berkoordinasi dengan TNI/ Polri dan juga para relawan dalam menagani dan mengantisipasi kebecanaan,” tambahnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah memprakirakan musim hujan di sebagian wilayah Jawa Tengah tahun 2022 ini bakal datang lebih cepat.
Jika pada tahun-tahun sebelumnya musim hujan --pada umumnya—dimulai bulan Oktober, namun potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat jamak terjadi sepuluh hari pertama di bulan September 2022 ini.