Rabu 14 Sep 2022 19:53 WIB

Holding Ultra Mikro Jadi Sumber Pertumbuhan Baru BRI

Saat ini outstanding pembiayaan holding ultra mikro mencapai Rp 189,3 triliun.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama BRI Sunarso.
Foto: BRI
Direktur Utama BRI Sunarso.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding Ultra Mikro (UMi) diyakini dapat mendongkrak kinerja induk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan ekosistem UMi tidak hanya akan mendorong penyaluran kredit, namun juga akan didorong pertumbuhannya kearah liabilities, seperti CASA serta penjualan produk cross selling.

Sejak didirikan setahun lalu, BRI mencatat, outstanding pembiayaan entitas gabungan tiga BUMN yang terdiri dari BRI, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) ini telah mencapai Rp 189,3 triliun.

Baca Juga

"Satu tahun setelah terbentuk pada pertengahan September 2021 lalu, Holding UMi terbukti berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat inklusi keuangan," kata Sunarso dalam Public Expose Live 2022, Rabu (14/9/2022). 

Hingga akhir Agustus 2022 tercatat jumlah nasabah yang telah diintegrasikan Holding UMi mencapai 23,5 juta nasabah. Selain itu, integrasi layanan ketiga entitas atau co-location melalui Gerai Senyum sudah mencapai 1.003 lokasi, dari target awal sebanyak 978 lokasi.

BRI juga berhasil menaikkelaskan 1,8 juta nasabah KUR Mikro ke Komersial di tahun 2021. Pada tahun 2022 diprediksikan nasabah yang berhasil dinaikkelaskan mencapai 2,2 juta nasabah.

Secara konsolidasian sampai dengan kuartal II 2021, profitabilitas BRI mampu tumbuh positif, dimana laba bersih BRI naik signifikan sebesar 98,4 persen YoY menjadi Rp 24,9 triliun. Total Aset BRI tumbuh 6,4 persen YoY mencapai Rp 1.652,8 triliun.

Sementara penyaluran kredit meningkat 8,7 persen YoY menjadi Rp 1.104,8 triliun. Proporsi kredit UMKM BRI pun terus merangkak naik, dari 82,5 persen pada akhir kuartal II 2021 menjadi 83,3 persen pada akhir Kuartal II 2022.

Penyaluran kredit BRI yang tumbuh positif diimbangi dengan kualitas kredit yang baik. Hal tersebut tercermin dari rasio NPL BRI yang terjaga di angka 3,26 persen dengan NPL Coverage sebesar 266,3 persen pada akhir Juni 2022.

Sementara itu, untuk DPK BRI tercatat sebesar Rp 1.137 triliun atau tumbuh 3,7 persen yoy. Khusus untuk dana murah (CASA) pertumbuhannya mencapai 13,4 persen yoy sehingga porsinya meningkat menjadi 65,1 persen dari total DPK BRI atau naik dari posisi kuartal II tahun lalu sebesar 59,6 persen.

Peningkatan rasio CASA tersebut mendorong efisiensi biaya dana dan penurunan pada Cost of Fund (CoF). Secara konsolidasi CoF BRI berada pada level 1,9 persen atau turun 50bps dibandingkan posisi kuartal II tahun lalu sebesar 2,4 persen.

Selain Holding UMi, Sunarso mengatakan BRI telah menyiapkan strategi untuk menjaga pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Menurutnya, BRI memiliki modal yang cukup untuk mendukung pertumbuhan bisnis ke depan. Hingga akhir Juni 2022 CAR BRI berada di atas rata-rata industri atau dikisaran 25 persen.

BRI juga disiplin menjaga likuiditas yang optimum dengan fokus pada dana murah (CASA). Fokus BRI pada CASA dan Cost of Fund menjadikan rasio CASA BRI tercatat tertinggi dan COF terendah sepanjang sejarah.

"Salah satu faktor pendukung optimisme BRI tersebut yakni melalui Hybrid Bank dimana Perseroan menyatukan layanan fisik dengan layanan digital yang dimiliki," jelas Sunarso.

Kekuatan utama BRI tersebut diantaranya jaringan fisik yang tersebar luas di seluruh Indonesia dengan dukungan lebih dari 8800 jaringan kantor, 220 ribu jaringan e-channel dan 560 ribu Agen BRILink, 37 ribu loan officer yang juga berperan sebagai financial advisor bagi nasabah serta digital capabilities BRI dengan dukungan digital business process seperti BRISPOT.

Layanan digital banking BRI juga terus dikembangkan untuk memberikan kemudahan kepada nasabah dan salah satu layanan unggulan digital banking BRI adalah Super Apps BRImo. Hingga akhir Agustus 2022 tercatat pengguna BRImo sudah tembus 20 juta user, dengan volume transaksi mencapai Rp 1.567 triliun atau tumbuh 117 persen yoy.

Sunarso menambahkan, melalui strategi dan inisiatif tersebut serta didukung pengelolaan modal yang baik, pihaknya optimistis BRI akan mampu untuk terus create value dan memberikan return yang optimal kepada pemegang saham. Dalam 3-4 tahun kedepan, BRI memiliki potensi untuk membagikan dividen payout ratio lebih tinggi dari kondisi normal, sebagai contoh tahun 2022, BRI membayarkan 85 persen dari Net Profit tahun 2021 kepada shareholders sebagai dividen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement