Kamis 15 Sep 2022 05:24 WIB

Kota Jeddah Arab Saudi Terbelit Masalah Kemacetan Lalu Lintas

Kemacetan lalu lintas semakin parah setelah dibukanya kembali sekolah dan kampus.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Kemacetan Kota Jeddah (Ilustrasi)
Foto: AP/Amr Nabil
Kemacetan Kota Jeddah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JEDDAH -- Kemacetan lalu lintas di Kota Jeddah di Arab Saudi masih terjadi meski telah dibangun beberapa proyek pembangunan seperti underpass dan overpass. Kemacetan lalu lintas Jeddah tidak lagi terbatas pada akhir pekan tetapi juga terjadi selama sepekan.

Kemacetan lalu lintas semakin parah setelah dibukanya kembali sekolah dan universitas dua pekan lalu. Penghancuran daerah dan lingkungan kumuh di Jeddah selatan dan tengah juga berkontribusi pada kemacetan lalu lintas. Puluhan ribu warga di pemukiman tersebut pindah ke bagian timur dan utara kota.

Baca Juga

Tidak ada jalan di Jeddah yang bebas dari kemacetan lalu lintas. Karena kendaraan dari semua ukuran dan jenis mengalami kemacetan hingga mengular panjang. Bahkan salah seorang pengendara, Saud Al-Muwallad, menyebut Kota Jeddah sekarang harus menyandang nama 'City of Crowds'.

"Karena mengemudi melalui kota ini telah menjadi petualangan dan mimpi buruk. Kami menghabiskan waktu berjam-jam di jalan berharap untuk mencapai sekolah dan tempat kerja kami, dan kami harus menunggu lama di tengah polusi suara," katanya, seperti dilansir Saudi Gazette, Rabu (14/9/2022).

Bandar Al-Dakhil, penduduk kota lainnya, mengatakan Jeddah telah berubah menjadi kota yang macet. Ia mengeluhkan petugas polisi lalu lintas yang tidak terlihat di banyak tempat untuk mengurai kemacetan.

Jalan tol antara Jeddah dan Makkah telah berubah menjadi jalur lambat dengan kemacetan lalu lintas yang padat telah menjadi rutinitas. Proyek jalan baru belum berperan dalam memperlancar arus kendaraan.

Bahkan setelah pembukaan underpass baru-baru ini di persimpangan Jalan Pangeran Mohammed bin Abdulaziz (Tahlia) dan Jalan Madinah, kemacetan lalu lintas di sepanjang Tahlia tidak berkurang karena antrean kendaraan memanjang dari Haramain Expressway di Jeddah timur ke Jalan Madinah di Barat.

Hal serupa terjadi pada sebagian besar jalan dan jalan di lingkungan timur Tayseer, Samer, dan Hamdaniya, serta Jalan Pangeran Majed (Sabeen), Jalan Palestina, Jalan Raja Fahd (Sitteen), Jalan Pangeran Miteb (Arbaeen), Saud Al-Faisal Road, dan Corniche Road, selain jalan yang mencapai pintu masuk dan keluar Obhur Utara.

Pensiunan Mayor Jenderal Misfir Al-Juaid, yang merupakan ahli keamanan, menegaskan proyek terowongan dan jembatan tidak berhasil mengurangi kemacetan lalu lintas. Perpindahan ribuan keluarga dari lingkungan selatan dan tengah Jeddah ke distrik utara dan timur juga mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang tak ada habisnya.

"Saya tidak berpikir bahwa solusi lalu lintas apa pun dapat berhasil memfasilitasi arus lalu lintas kendaraan. Oleh karena itu saya menyarankan untuk mengubah jam kerja harian untuk perusahaan dan departemen pemerintah menjadi 8 atau 9 pagi dan dengan demikian mengurangi tekanan kendaraan di jalan selama jam sibuk sekolah," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement