Kamis 15 Sep 2022 06:06 WIB

Jaringan Mubalig Muda Indonesia Sebut Undangan PBB untuk BNPT Bentuk Apresiasi

Pentahelix menjadi andalan dalam penanggulangan terorisme.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Boy Rafli Amar memimpin Delegasi Indonesia pada The First United Nations Global Congress of Victims of Terrorism yang digelar di Markas Besar PBB New York 8-9 September 2022.
Foto: Dok. Web
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Boy Rafli Amar memimpin Delegasi Indonesia pada The First United Nations Global Congress of Victims of Terrorism yang digelar di Markas Besar PBB New York 8-9 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Boy Rafli Amar memenuhi undangan Persyarikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dia memimpin Delegasi Indonesia pada The First United Nations Global Congress of Victims of Terrorism yang diselenggarakan di Markas Besar PBB, New York 8-9 September 2022. Kongres Global Pertama ini menjadi forum diskusi mengenai pemenuhan dan perlindungan hak dan kebutuhan korban terorisme. 

Di hadapan para peserta dari berbagai negara tersebut, Kepala BNPT menyatakan bahwa upaya pemerintah Indonesia dalam pemenuhan hak dan kebutuhan korban terorisme melalui penguatan kerangka legislasi dan pemberian kompensasi kepada para korban terorisme masa lalu dan saat ini, termasuk di dalamnya warga negara asing. 

Baca Juga

Kesempatan Kepala BNPT berpidato di Markas Besar PBB mendapat sorotan khusus  dari Jaringan Mubalig Muda Indonesia (Jammi). Koordinator Nasional Jammi, Irfaan Sanoesi menilai undangan PBB tersebut merupakan sebuah kebanggaan sekaligus kerhormatan bagi bangsa Indonesia. Dia menjelaskan bahwa kebijakan dan program BNPT bagi korban terorisme diakui oleh dunia. 

“Undangan Kepala BNPT Pak Boy untuk berpidato di Markas Besar PBB tak lepas dari kinerja yang taktis dan efektif menangani masalah terorisme di Indonesia. Di antaranya komitmen pemerintah RI demi melindungi hak korban terorisme, program deradikalisasi yang sukses, serta pemberdayaan berbasis kesejahteraan bagi penyintas dan mantan narapidana teroris (napiter),” kata Irfaan, Rabu (14/9/2022).

Selain legislasi dan kompensasi, Jammi menerangkan pendekatan yang digunakan BNPT dalam pencegahan, pemulihan, dan pemenuhan yang melibatkan multi-stakeholders atau pentahelix sangat efektif. “Pentahelix menjadi andalan dalam keberhasilan BNPT menangani masalah terorisme di Indonesia,” sambungnya.

“Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, kita dapat menikmati damai, tentram, dan nyaman hidup di Indonesia karena nyaris tak ada aksi teror. Hal ini tidak akan tercipta jika BNPT hanya kerja sendirian. Tanpa melibatkan parapihak. Seluruh elemen bangsa ikut terlibat dan bekerja mencegah kejadian yang sangat merugikan semua orang.”

Sebelumnya, seperti dilansir dari Antara, Boy Rafli Amar memimpin Delegasi Indonesia pada The First United Nations Global Congress of Victims of Terrorism yang digelar di Markas Besar PBB New York 8-9 September 2022. Kongres Global Pertama ini menjadi forum diskusi mengenai pemenuhan dan perlindungan hak dan kebutuhan korban terorisme.

Kepala BNPT menjelaskan upaya pemerintah Indonesia dalam pemenuhan hak dan kebutuhan korban terorisme melalui penguatan kerangka legislasi dan pemberian kompensasi kepada korban terorisme masa lalu dan masa kini, termasuk korban yang merupakan warga negara asing. 

 

"Terhitung sejak tahun 2002 hingga 2022, Pemerintah telah memberikan kompensasi kepada lebih dari 700 korban terorisme," kata Boy Rafli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement