Amerika Serikat Dukung Pelestarian Warisan Budaya Kuliner Indonesia
Rep: my43/ Red: Fernan Rahadi
Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat bidang Pendidikan dan Kebudayaan Lee Satterfield (kanan) bersama Founder and Head of NUSA Gastronomy, Mei Batubara, dalam acara The US Embassy G20 Cultural Program Showcase di Suwatu Restaurant, Sleman, DIY, Rabu (14/9/2022). | Foto: Novientyaga Sekar
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan dukungannya terhadap pelestarian kuliner sebagai warisan budaya Indonesia. Salah satunya melalui program hibah Ambassador Fund for Cultural Preservation (AFCP) 2021.
Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat bidang Pendidikan dan Kebudayaan Lee Satterfield mengatakan Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Sehingga warisan budaya seperti kuliner juga perlu diperhatikan.
Hal itulah yang memotivasi AS untuk melanjutkan kerja sama dalam bidang kebudayaan dengan Indonesia yang telah berlangsung selama 20 tahun. "Saya mewakili Presiden (Joe) Biden, kami sangat terhormat untuk bekerja sama dengan Indonesia pada proyek yang penting yang berhubungan dengan warisan budaya," kata Satterfield dalam acara 'The US Embassy G20 Cultural Program Showcase' di Suwatu Restaurant, Sleman, DIY, Rabu (14/9/2022).
Satterfield berharap dengan adanya program AFCP 2021 ini, negara lain dapat mengikuti, mempelajari, serta mempersiapkan mengingat warisan kuliner itu sangat penting. AS, kata dia, sangat peduli terhadap masa depan supaya generasi penerus dapat mengetahui tentang semua asal-usul bangsanya.
Hal itulah yang melatarbelakangi dukungan AS terhadap program ini. "Banyak yang ingin kami lakukan seperti menyajikan budaya dalam kuliner dan resep," kata Founder and Head of NUSA Gastronomy, Mei Batubara, yang menjadi mitra kolaborasi Pemerintah AS.
Mei menyatakan telah menempuh perjalanan ke 10 provinsi untuk mencari resep terbaik. Dari perjalanan yang didanai Pemerintah AS tersebut, Mei menemukan data dan fakta masih banyak resep yang belum didokumentasikan. Melihat hal itu, dengan melakukan penelitian selama enam bulan, ia ingin menyatukan kumpulan pengetahuan yang didapatkan ke dalam sebuah buku.
"Bukan hanya sekadar buku tentang masakan dan resep, namun ada cerita di balik (resep) itu," kata Mei.
Kegiatan 'The US Embassy G20 Cultural Program Showcase' kemarin juga diselingi oleh sejumlah penampil dari seniman-seniman asal Yogyakarta yang merupakan alumni program pertukaran kebudayaan ke AS antara lain Papermoon Puppet Theater, Peni Candra Rini, dan Naltari Inclusive Dance.