Kamis 15 Sep 2022 12:48 WIB

Hujan Turun, Gunungkidul akan Hentikan Bantuan Air Bersih

Distribusi air bersih bisa dihentikan di awal karena hujan terus turun di Gunungkidul

Red: Nur Aini
Penyaluran air bersih untuk warga di Mendasan, Girisubo, Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (15/9). Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten (BPBD) Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan menghentikan bantuan distribusi air bersih kepada masyarakat terdampak kekeringan.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Penyaluran air bersih untuk warga di Mendasan, Girisubo, Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (15/9). Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten (BPBD) Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan menghentikan bantuan distribusi air bersih kepada masyarakat terdampak kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten (BPBD) Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan menghentikan bantuan distribusi air bersih kepada masyarakat terdampak kekeringan. Hal itu bila hujan sudah mengguyur wilayah ini dengan merata dan tidak ada permintaan lagi.

Kepala pelaksana BPBD Gunungkidul Purwono di Gunungkidul, Kamis (15/9/2022), mengatakan, apalagi hujan terus mengguyur tidak menutup kemungkinan pelaksanaan distribusi air bersih bisa dihentikan lebih awal.

Baca Juga

"Distribusi air bersih kepada masyarakat ini sifatnya kedaruratan dan situasional. Sehingga, bisa dihentikan kalau sudah ada ketersediaan air bersih di masyarakat, dan tidak ada permintaan lagi dari masyarakat," kata Purwono.

Ia mengakui, BPBD Gunungkidul sudah tidak mendistribusikan air bersih kepada masyarakat sejak Jumat (9/9), karena hujan deras dengan intensitas sedang mengguyur wilayah ini. Hujan tersebut mulai mengisi tempat penampungan air hujan (PAH) milik masyarakat. "Sampai saat ini belum ada permohonan baru yang diterima," katanya.

Purwono mengatakan, selama musim kemarau 2022, BPBD Gunungkidul telah mendistribusikan air bersih kepada masyarakat terdampak kekeringan sebanyak 368 tangki. Tangki air bersih yang disiapkan untuk tahun ini sebanyak 1.400 tangki.

"Distribusi air bersih paling dominan ke Kapanewon/Kecamatan Purwosari, Panggang, Saptosari, Paliyan, Rongkop, dan Nglipar. Wilayah ini masuk zona merah dengan tingkat kekeringan sangat tinggi," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak kemarau sudah terlewati pada Juli lalu. Saat ini sudah memasuki masa peralihan musim atau pancaroba. BMKG memprakirakan intensitas hujan akan semakin tinggi pada dasarian II Oktober 2022.

Purwono meyakini, jumlah tangki air yang disalurkan tahun ini lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Faktor utama yang menjadi penyebab adalah musim kemarau ini jenisnya cenderung basah.

"Meski demikian, BPBD Gunungkidul tetap akan memberikan bantuan distribusi air bersih kepada masyarakat bila ada permohonan," katanya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul Irawan Jatmiko menilai program distribusi air bersih sifatnya hanya sementara.

"Bantuan seperti ini perlu diminimalisasi. Saat ini, kami memperluas jangkauan jaringan air bersih bagi masyarakat Gunungkidul melalui fasilitas Pamsimas, Pamdes, hingga jaringan pipa PDAM," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement