Kamis 15 Sep 2022 13:07 WIB

Dokter: Masyarakat Boleh Lepas Masker Jika Cakupan Booster Tinggi

Cakupan vaksinasi dosis ketiga hingga 14 September sebanyak 62.161.753 orang.

Penerima Anugerah Tokoh Perubahan 2020 Republika Dr.Erlina Burhan berpose usai menerima penghargaan di Jakarta, Senin (5/4). Republika memberikan penghargaan kepada lima tokoh dalam gelaran malam Anugerah Tokoh Perubahan 2020 dengan tema Hikmah Kebersamaan Untuk Bangkit dari Pandemi. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Penerima Anugerah Tokoh Perubahan 2020 Republika Dr.Erlina Burhan berpose usai menerima penghargaan di Jakarta, Senin (5/4). Republika memberikan penghargaan kepada lima tokoh dalam gelaran malam Anugerah Tokoh Perubahan 2020 dengan tema Hikmah Kebersamaan Untuk Bangkit dari Pandemi. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dokter spesialis pulmonologi dan pengobatan pernapasan (paru-paru) Dr dr Erlina Burhan, MSc., Sp.P.(K), menuturkan kemungkinan orang-orang dapat melepas masker di ruang terbuka saat cakupan atau persentase vaksinasi dosis penguat atau booster sudah tinggi.

"Kalau cakupan vaksinasi booster sudah tinggi dan penularan atau transmisi dari virus di masyarakat sudah menurun dan terkendali, kemungkinan untuk kita buka masker di ruang terbuka itu ada," ujar dia dalam webinar bertema 'Pentingnya Vaksinasi Booster dalam Melindungi Masyarakat dari Akibat Serius Penyakit Covid-19 Termasuk Rawat Inap dan Kematian', Kamis (15/9/2022).

Baca Juga

Erlina yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu mengingatkan, kemungkinan orang dapat melepas masker di ruang terbuka tak dipengaruhi dari seringnya ia mendapatkan suntikan vaksin. "Ada kemungkinan kita akan lepas masker? Ada. Tetapi kondisinya bukan karena sering divaksin," kata dia.

Data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 14 September menunjukkan cakupan vaksinasi ketiga mencapai 62.161.753 orang (atau sekitar 26,48 persen). Sementara, vaksinasi keempat atau booster kedua sekitar 513.741 orang dari target sasaran vaksinasi nasional sebanyak 234.666.020 orang.

Dalam kesempatan itu, Ketua Komnas KIPI Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari menyarankan orang-orang saat ini tetap mengenakan masker karena virus corona masih ada. Dia mengingatkan, masker dapat membantu mengurangi risiko penularan atau transmisi infeksi dan memakai benda ini termasuk kebiasaan baik yang masih harus dipertahankan.

"Virus masuknya utamanya dari lubang hidung bukan dari yang lain. Jadi yang harus kita lindungi itu lubang hidung. Yang bawa virusnya siapa? Orang. Jadi, gimana supaya yang bawa virus tidak menularkan kepada kita? Tutup hidung kita dengan memakai masker," kata Hinky.

Di Amerika Serikat, seiring hadirnya varian baru virus corona yakni BA.5, pakar penyakit menular Berkeley Public Health John Swartzberg pada Juli lalu menyarankan orang-orang mengenakan masker baik di dalam maupun luar ruangan karena risiko penularan varian ini sama besarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement