REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga Ahli Utama KSP, Widiarsi Agustina mengatakan, rangkaian agenda pertemuan G20 memberikan dorongan yang positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat lokal dan mampu mendongkrak pemulihan ekonomi nasional.
"Indonesia memanfaatkan keketuaan dalam Presidensi G20 tidak hanya untuk mendorong dunia pulih bersama dari pandemi melalui pertemuan, dialog, dan perundingan di dalam acara utama. Namun lebih dari itu, momentum ini dimanfaatkan untuk membangkitkan kembali geliat ekonomi masyarakat yang terpukul pandemi Covid-19. Sehingga masyarakat dapat pulih dan bangkit lebih cepat," kata Widiarsi, dikutip dari siaran pers KSP pada Kamis (15/9).
Ia mengatakan, hampir satu tahun Indonesia menjalankan keketuaan G20. Berbagai pertemuan, diskusi, hingga kegiatan budaya digelar di DKI Jakarta, DIY, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Labuan Bajo, hingga Papua. Kedatangan para delegasi, panitia, pekerja event, hingga pengisi acara pun turut menggerakkan ekonomi masyarakat setempat.
Ia mencontohkan, pertemuan tingkat Menteri Kebudayaan Negara Anggota G20 (Culture Ministers’ Meeting) pada 11-13 September 2022 di Kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) ini dirangkai dengan beberapa acara budaya yang melibatkan masyarakat setempat mulai awal September.
Antara lain festival media baru "Indonesia Bertutur", Orkestra G20, Kirab Budaya, dan Rapat Raksasa (Majelis Umum), yang melibatkan 2.500 seniman, seniman budaya, dan publik Indonesia dan internasional. Rangkaian kegiatan budaya tersebut ditutup dengan Ruwatan Bumi (Ritual Penyembuhan Bumi) melibatkan tetua adat dan kelompok seni berbasis vokal dari berbagai daerah di Indonesia.
Kirab Budaya, misalnya, yang melibatkan 2 ribu warga desa di sekitar candi ini pun sangat menguntungkan bagi perekenomian setempat karena kebutuhan jasa perias wajah, jasa katering, sewa kostum, jasa katering, jasa transportasi. Para seniman desa juga bisa kembali bekerja dengan adanya acara-acara budaya.
Sedangkan Balai Ekonomi Desa (Balkondes) yang mengelola restoran dan penginapan juga kebanjiran tamu sepanjang September. Demikian pula dengan pelaku UMKM mendapat banyak pesanan oleh-oleh makanan khas dan suvenir. Pedagang makanan, minuman, dan cinderamata di sekitar Candi Borobudur turut merasakan dampaknya.
"Inilah sebetulnya yang diharapkan Presiden Joko Widodo, masyarakat mendapatkan manfaat dan dampak positif dari Presidensi G20 Indonesia," kata Widiarsi.
Karyawan Balkondes Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Etik Windaryati mengatakan pendapatan Homestay Balkondes Karangrejo meningkat dua kali lipat karena adanya event G20.
"Pendapatan yang tadinya berkisar Rp 50 juta per bulan, selama penyelenggaraan G20 mencapai Rp 100 juta per bulan. Sebanyak 19 kamar terisi penuh, restoran kami juga kebanjiran pesanan kudapan tradisional," kata Etik.