REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Generasi muda menjadi calon pemimpin masa depan sehingga banyak upaya yang masuk untuk merusak calon pemimpin dengan penyalahgunaan dan peredaran narkoba, radikalisme, serta penyebaran hoaks. Kalangan mahasiswa yang kerap kali menjadi gerbang pertama untuk menjadi sasarannya.
Penyalahgunaan narkotika, hoaks, dan radikalisme pada akhirnya berdampak pada terjadinya kekerasan dan ujaran kebencian serta lebih jauhnya bisa memecah NKRI. Sebagai agent of change, mahasiswa harus mampu membawa perubahan dan kontribusi nyata bagi perubahan negeri.
Dalam momentum kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) yang digelar Universitas Nusa Mandiri (UNM), mahasiswa baru (maba) UNM mendeklarasikan anti-narkoba, radikalisme, perundungan, serta hoaks dan ujaran kebencian. Selain itu, UNM sebagai Kampus Digital Bisnis juga mengajak maba menolak segala bentuk provokasi isu SARA dan adu domba yang dapat memecah NKRI.
Deklarasi ini berlangsung secara daring di Youtube setelah rangkaian kegiatan PKKMB ditutup dengan Seminar Inspirasi (Serasi) pada Sabtu (11/9/2022). Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik UNM Arif Hidayat menjelaskan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus bisa membawa perubahan yang baik untuk Indonesia. Melalui deklarasi ini UNM dengan tegas, menolak penyalahgunaan narkoba, serta menolak berbagai bentuk radikalisme, perundungan, hoaks, dan ujaran kebencian yang dapat memprovokasi isu SARA.
“Lewat deklarasi anti-narkoba, mahasiswa baru UNM mendukung pemerintah Indonesia melalui Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menyatakan perang terhadap penyalahgunaan peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang dalam segala jenis maupun bentuknya. Sehingga kampus UNM konsisten menjadi lingkungan akademik yang bersih dari segala bentuk narkotika,” ujar Arif, Ahad (12/9/2022).
Tak hanya itu, mahasiswa baru UNM juga mendeklarasikan gerakan anti-radikalisme dan bertekad untuk menjadi generasi mandiri yang memiliki jiwa nasionalisme dalam menjunjung demokrasi dan keadilan yang tinggi dalam hal keagamaan dan etika akademik. “Mahasiswa UNM juga menentang segala kekerasan dan perundungan di lingkungan kampus serta mendukung pemerintah dalam memerangi aksi penyebaran hoaks dan menolak segala bentuk isu SARA yang dapat mengadu domba sehingga memecah NKRI,” imbuhnya.
Arif berharap adanya deklarasi ini menjadi bukti bahwa kampus Universitas Nusa Mandiri merupakan kampus yang sehat dan positif dalam mencetak generasi muda yang berprestasi baik di bidang akademik maupun non-akademik.