Kamis 15 Sep 2022 16:56 WIB

Fokus Bantu Rakyat, AHY: Demokrat tak Boleh Pura-Pura Menangis

AHY menyebut masyarakat merindukan pemerintahan era Presiden SBY.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengetuk palu saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat 2022 di di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (15/9/2022). Rapimnas Partai Demokrat itu akan membahas isu-isu nasional seperti kenaikan harga BBM serta strategi pada Pemilu 2024 seperti rencana koalisi partai dan pengusungan calon presiden (capres) dari Partai Demokrat.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengetuk palu saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat 2022 di di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (15/9/2022). Rapimnas Partai Demokrat itu akan membahas isu-isu nasional seperti kenaikan harga BBM serta strategi pada Pemilu 2024 seperti rencana koalisi partai dan pengusungan calon presiden (capres) dari Partai Demokrat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan seluruh kader dan simpatisan partainya tak boleh lelah untuk terus membantu rakyat. Pasalnya, kondisi masyarakat Indonesia saat ini tidak sedang baik-baik saja.

Karenanya, Partai Demokrat ditegaskannya tak boleh menangis. Partai berlambang bintang mercy itu harus menjadi pihak yang selalu menyerap aspirasi dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat.

Baca Juga

"Demokrat tidak boleh menangis, Demokrat tidak boleh pura-pura menangis, yang menangis rakyat. Ini bukan rekayasa, ini kita temui setiap saat. Masyarakat membutuhkan bantuan dukungan dari kita semua, yang jelas rakyat ingin perubahan dan perbaikan," ujar AHY dalam pidato rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Demokrat, Kamis (15/9/2022).

Perbaikan dan perubahan Indonesia akan menjadi narasi besar dari Partai Demokrat. Jangan sampai kader dan simpatisan Partai Demokrat menjadi pihak yang justru mengecewakan rakyatnya.

"Gemakan semangat perubahan dan perbaikan. Jangan ragu, tapi perubahan dan perbaikan ada rumahnya. Dimana rumahnya? Demokrat," tegas AHY.

Di tengah situasi masyarakat saat ini, banyak pihak yang disebutnya merindukan pemerintahan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Masa ketika 8,6 juta orang diklaim keluar dari kemiskinan.

Masa di mana 10 juta pengangguran mendapatkan pekerjaan dan rasio utang Indonesia menurun. Anggaran pendidikan nasional juga meningkat drastis selama 10 tahun kepemimpinan SBY.

"Rakyat juga membandingkan kehidupan mereka dulu dan sekarang, dulu mah begitu, sekarang, intinya apa? Rakyat merindukan siapa? SBY dengan kepimpinan dari partai? Demokrat. Insya Allah jangan kecewakan rakyat," ujar putra sulung SBY itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement