REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Islam sangat memperhatikan keikhlasan dalam beramal shaleh. Dalam beramal shaleh ini, Islam memperingatkan tentang bahaya syirik dan riya.
Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik)." (QS Az-Zumar ayat 2-3)
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan bagi seorang Muslim agar terhindar dari riya, yang merupakan bentuk syirik kecil. Riya sendiri adalah ketika seseorang melaksanakan suatu amal ibadah dengan tujuan agar mendapat perhatian atau pujian dari orang lain.
Hal pertama yang perlu dilakukan agar seorang Muslim terhindar dari riya adalah merenungi ayat-ayat suci Alquran dan hadits Rasulullah SAW, yang memerintahkan keikhlasan dan memperingatkan tentang bahaya riya. Ini bisa dimulai dengan membaca kitab Riyadusshalihin bab keikhlasan. Sebab, ketika seorang Muslim mempelajari sesuatu dan bahayanya, tentu ia akan semakin kuat dalam melawan dan menghindarinya.
Cara kedua, yaitu dengan mengingatkan orang yang memuji dengan teguran yang lembut. Teguran adalah untuk memperingatkan tentang bahaya yang ditimbulkan dari pujiannya terhadap jiwa dan amalan. Alangkah lebih baik jika pujian ini diganti dengan doa yang baik untuknya. Apalagi ucapan kata-kata yang baik itu sedekah.
Ketiga, sadari bahwa Anda akan bertemu banyak orang yang tidak henti-hentinya memberi pujian. Padahal Anda sendiri sebetulnya tidak melakukan apa-apa. Karenanya, cara yang perlu digunakan untuk menghadapi orang-orang semacam itu harus proporsional dan memperhatikan situasi dan kondisi.
Keempat, ketahuilah bahwa seseorang ketika mendapat pujian maka ia rentan terjatuh dalam jebakan riya. Untuk itu, segera ingat bahwa capaian atau keberhasilan ini bukanlah hasil kecerdasan maupun pengetahuan Anda. Sebab, apapun yang terjadi adalah atas karunia Allah SWT. Sebagai perenungan untuk poin ini, Surah Ad-Duha ayat 6-8 perlu direnungi.
Kelima, sebelum melakukan perbuatan amal shaleh, sebaiknya tanyakan pada diri sendiri, "Mengapa dikerjakan?" Jika demi pujian manusia, maka segera hentikan, dan luruskan kembali niatnya bahwa perbuatan tersebut dikerjakan ikhlas karena Allah ta'ala.
Seorang Muslim juga harus menjaga dirinya selama beramal shaleh, dan selalu memperbarui niatnya tersebut, agar tidak terjerumus pada kesesatan yang berujung pada harapan dipuji orang lain. Kemudian setelah mengerjakan amal shaleh, berdoalah kepada Allah agar menerima amal tersebut.
Sumber: