Kamis 15 Sep 2022 21:36 WIB

Cakupan Booster Rendah, Satgas IDI Minta Pemerintah Konsisten Terapkan Kebijakan

Hingga saat ini capaian vaksinasi booster Covid-19 baru mencapai 26 persen.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Petugas medis bidang Dokkes Polri memberikan vaksinasi COVID-19 ke tenaga kesehatan di Polresta Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (14/9/2022). Kementerian Kesehatan RI menegaskan vaksinasi dosis ketiga (booster) saat ini hanya diberikan kepada tenaga kesehatan maupun tenaga pendukung kesehatan yang telah mendapatkan dosis pertama dan kedua vaksin COVID-19 yang diperkirakan jumlahnya sekitar 1,5 juta orang di seluruh Indonesia.
Foto: ANTARA/Jojon
Petugas medis bidang Dokkes Polri memberikan vaksinasi COVID-19 ke tenaga kesehatan di Polresta Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (14/9/2022). Kementerian Kesehatan RI menegaskan vaksinasi dosis ketiga (booster) saat ini hanya diberikan kepada tenaga kesehatan maupun tenaga pendukung kesehatan yang telah mendapatkan dosis pertama dan kedua vaksin COVID-19 yang diperkirakan jumlahnya sekitar 1,5 juta orang di seluruh Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Erlina Burhan menyoroti, rendahnya capaian vaksinasi booster di Indonesia yang baru mencapai 26 persen. Ia berharap pemerintah lebih konsisten menjalankan kebijakan terkait pencegahan Covid-19 di Tanah Air ini.

"Masalahnya booster kita masih rendah 26 persen. Penambahannya lambat. Ini pekerjaan rumah bersama. Supaya masyarakat sukarela datang untuk booster," kata Erlina dalam acara "Pentingnya Vaksinasi Booster dalam Melindungi Masyarakat dari Akibat Serius Penyakit Covid-19 Termasuk Rawat Inap dan Kematian", Kamis (15/9/2022).

Baca Juga

Salah satu aturan yang menurutnya harus terus diterapkan adalah aturan vaksinasi booster bagi masyarakat yang alan berpergian. Karena, meskipun ada pro kontra, masyarakat tetap saja mengerjakannya.

"(Aturan booster saat Lebaran) Masyarakat ngomel-ngomel, dimaki-maki (pemerintah), tapi tetap dikerjakan, saya kira kalau suatu yang bagus tetap kita jalankan. Suatu aturan yang bagus tetap dilakukan," imbuh dia.

Erlina menjelaskan, pemberian vaksin booster dapat melindungi seseorang dari infeksi berat dan hanya bergejala ringan. Sehingga, tidak perlu dirawat di rumah sakit bila terinfeksi Covid-19.

Ia menilai berkurangnya gerai sentra vaksin di Indonesia menjadi salah satu penyebab utama turunnya capaian vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster. Menurutnya, saat ini ketersediaan gerai sentra vaksin berkurang dibandingkan saat program pemberian vaksin Covid-19 dosis primer pada tahun lalu.

"Saya tidak tahu persis kenapa cakupan booster ini tidak secepat vaksin primer, tapi berkurangnya sentra vaksinasi juga jadi masalah. Distribusinya tidak seluas dahulu. Dahulu di mana-mana ada. Sekarang sudah berkurang," tutur Erlina.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, sasaran vaksinasi nasional ditargetkan sebesar 234.666.020 juta penduduk. Sementara, masyarakat yang telah melakukan vaksinasi booster baru mencapai 26,46 persen atau sekitar 62.091.264 orang.

Hal tersebut menunjukkan bahwa sekitar 73 persen masyarakat belum melakukan vaksinasi booster. Di satu sisi, kumulatif total dosis vaksinasi per 13 September 2022 mencapai 437.124.042 orang.

Hingga saat ini 12,5 miliar dosis vaksin Covid-19 diberikan secara global di mana diantaranya lebih dari 70 juta dosis vaksin ‘viral vector’ telah diberikan di Indonesia. Menurut data penelitian terbaru, vaksin tersebut aman untuk digunakan masyarakat di seluruh dunia sebagai primer maupun booster.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement