Kamis 15 Sep 2022 21:54 WIB

Putin Puji Sikap Seimbang Xi dalam Konflik di Ukraina

Xi bertemu dengan Putin di kota kuno Jalur Sutra Uzbekistan Samarkand.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Rusia Vladimir Putin, kiri, dan Presiden China Xi Jinping, kanan, berbicara selama pertemuan mereka di sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan, Kamis, 15 September 2022.
Foto: Alexandr Demyanchuk, Sputnik, Kremlin Pool Ph
Presiden Rusia Vladimir Putin, kiri, dan Presiden China Xi Jinping, kanan, berbicara selama pertemuan mereka di sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan, Kamis, 15 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARKAND -- Presiden Rusia Vladimir Putin  memuji Presiden China Xi Jinping atas posisinya yang seimbang dalam konflik di Ukraina. Dia mencela Amerika Serikat (AS) atas sikap provokasi di Taiwan.

Xi bertemu dengan Putin di kota kuno Jalur Sutra Uzbekistan Samarkand pada Kamis (15/9). Mereka akan menghadiri pertemuan puncak  Shanghai Cooperation Organisation (SCO) pada Kamis dan Jumat (16/9).

Baca Juga

Berbicara pada pertemuan tatap muka pertama sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai, Putin memuji Xi atas posisinya dalam perang di Ukraina. Namun, dia memahami Beijing memiliki pertanyaan dan kekhawatiran atas konflik tersebut.

"Kami sangat menghargai posisi seimbang dari teman-teman Cina dalam hal krisis Ukraina. Kami memahami pertanyaan dan kekhawatiran Anda tentang hal ini. Selama pertemuan hari ini, kami tentu saja akan menjelaskan posisi kami," ujar Putin.

China telah menahan diri untuk tidak mengutuk operasi Rusia terhadap Ukraina atau menyebutnya sebagai invasi. Sikap ini sejalan dengan Kremlin yang menyebut perang sebagai "operasi militer khusus".

Selain pembahasan Ukraina, Putin secara eksplisit mendukung China atas Taiwan. "Kami bermaksud untuk secara tegas mematuhi prinsip 'Satu China'. Kami mengutuk provokasi oleh AS dan satelit mereka di Selat Taiwan," kata Putin.

China mengadakan latihan militer dengan upaya blokade di sekitar Taiwan setelah Ketua House of Representatives AS Nancy Pelosi mengunjungi pulau itu bulan lalu .Pemerintah Taiwan sangat menolak klaim kedaulatan China yang menempatkan pulau itu sebagai wilayah dari Daratan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement