Kamis 15 Sep 2022 23:29 WIB

Tekan Ancaman Siber, Bank Sinarmas Gelontorkan Dana Rp 500 Miliar

Bank Sinarmas bangun Cyber Security Center untuk pengamanan data berlapis

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Nasabah beraktivitas di Bank Sinarmas cabang MH Thamrin, Jakarta Pusat.  PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) telah menggelontorkan dana sebesar 30 sampai 35 juta dolar AS atau sekitar Rp 446 hingga 500 miliar (kurs Rp 14.890 per dolar AS) terkait layanan digital dan keamanan data nasabah. Adapun investasi ini sudah masuk dalam belanja modal atau capital expenditure (capex) selama tiga tahun ini.
Foto: antara
Nasabah beraktivitas di Bank Sinarmas cabang MH Thamrin, Jakarta Pusat. PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) telah menggelontorkan dana sebesar 30 sampai 35 juta dolar AS atau sekitar Rp 446 hingga 500 miliar (kurs Rp 14.890 per dolar AS) terkait layanan digital dan keamanan data nasabah. Adapun investasi ini sudah masuk dalam belanja modal atau capital expenditure (capex) selama tiga tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) telah menggelontorkan dana sebesar 30 sampai 35 juta dolar AS atau sekitar Rp 446 hingga 500 miliar (kurs Rp 14.890 per dolar AS) terkait layanan digital dan keamanan data nasabah. Adapun investasi ini sudah masuk dalam belanja modal atau capital expenditure (capex) selama tiga tahun ini.

Direktur Digital Banking Soejanto Soetjijo mengatakan investasi tersebut untuk membangun cyber security center, pengamanan data berlapis, hingga sistem IT.

"Investasi yang kami keluarkan sekaligus selama tiga tahun ini capex kita termasuk IT system juga di dalamnya, kurang lebih 30-35 juta dolar AS, totalnya seperti itu," ujarnya saat konferensi pers virtual Wreck IT 3.0, Kamis (15/9/2022).

Menurutnya investasi ini juga dilakukan karena semakin tingginya potensi ancaman siber saat ini, sehingga diharapkan terbangun industri keuangan yang aman.

"Jadi betapa pentingnya cybersecurity ini. Makanya saya ingin bersama-sama semua kita dari industri keuangan, kemudian PSSN bisa melahirkan talenta IT dan kita bisa kerja sama. Jika itu terwujud maka akan terbangun industri keuangan yang besar dan aman," ucapnya.

Sementara itu Direktur Politeknik Siber dan Sandi Negara (PSSN) Tjahjo Khurniawan menambahkan teknologi yang telah menyentuh seluruh lapisan masyarakat harus diimbangi dengan kesadaran keamanan siber. Pihaknya mencatat sebanyak 1,6 miliar serangan siber berbagai sektor ekonomi selama tahun lalu.

"Oleh karena itu, misi utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keamanan siber dan membangun talenta siber nasional," ucapnya.

Direktur Utama Bank Sinarmas Frenky Tirtowijoyo menambahkan selain dari sisi perbankan, masyarakat juga diharapkan memahami pentingnya keamanan data. Bersama PSSN, pihaknya menyelenggarakan Wreck Information Technology 3.0 atau Wreck IT 3.0 agar masyarakat bisa memahami lebih jauh mengenai tren teknologi dan keamanan siber.

“Kami sangat mendukung kolaborasi bersama Politeknik Siber dan Sandi Negara untuk kegiatan Wreck IT yang ketiga kalinya. Ini wujud komitmen Bank Sinarmas terhadap literasi keamanan siber masyarakat khususnya keamanan bertransaksi menggunakan jaringan internet," ucapnya.

Dia memastikan, Bank Sinarmas berupaya meningkatkan pengamanan siber sejalan dengan semakin canggihnya teknologi informasi dan internet yang berkembang pesat saat ini. 

"Terlebih lagi dengan adanya pembukaan tabungan secara online via SimobiPlus membutuhkan keamanan data nasabah, sehingga kerja sama dengan PSSN menjadi sangat penting untuk menumbuhkan intelektual bidang keamanan siber," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement