REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung terus berupaya memfasilitasi dan mempercepat legalitas serta sertifikasi halal industri kecil dan menengah (IKM) agar dapat beroperasi dengan baik. Diharapkan IKM yang memiliki legalitas akan mendongkrak kualitas dan semakin menambah omzet penjualan.
"IKM membutuhkan beberapa hal di antaranya peningkatan daya saing daerah dan kualitas produksi, labeling sertifikasi, legalitas dan pemasaran," ujar Kepala Disperindag Kabupaten Bandung Dicky Anugrah belum lama ini.
Tidak hanya itu, Dicky menyebut pelaku IKM harus melek digitalisasi pada era digital saat ini. Total pelaku UMKM di Kabupaten Bandung saat ini mencapai 15 ribu orang yang tersebar pada 31 kecamatan.
Ia mengatakan saat ini masalah yang dihadapi oleh pelaku IKM tidak hanya dapat diselesaikan oleh pemerintah. Namun dibutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak salah satunya yaitu perguruan tinggi. "Daya saing produk UMKM legalitas UMKM dibantu program Telkom University," katanya.
Ia berharap kolaborasi pemerintah dengan perguruan tinggi dapat membuat UMKM di Kabupaten Bandung naik kelas. Pihaknya juga mengajak kampus untuk mengembangkan database pelaku IKM di Kabupaten Bandung yang membutuhkan peningkatan kapasitas, modal serta sertifikasi dan legalitas. "UMKM bisa naik kelas," katanya.
Rektor Telkom University Prof Adiwijaya mengatakan pihaknya mendorong agar UMKM di Kabupaten Bandung bangkit melalui akselerasi digital. Sehingga diharapkan digitalisasi UMKM mampu meningkatkan kualitas pelaku usaha dan ekonomi. "Ada 50 UMKM tentunya dengan berbagai macam produk (terlibat), Kabupaten Bandung memiliki 15 ribu UMKM. Namun demikian kita capture dulu pilot project untuk 50. Insya Allah ini juga tidak akan terhenti hanya sekadar pelatihan," ungkapnya.
Ia melanjutkan pihaknya akan terus melaksanakan pelatihan untuk UMKM agar lebih handal dalam dunia digital. Diharapkan kualitas pengelolaan UMKM meningkat.
Prof Adiwijaya menambahkan para pelaku UMKM diharapkan dapat mempelajari tentang menganalisis kecenderungan pengguna media sosial. Sehingga diharapkan dapat terbentuk pasar baru di media sosial.
"Misalkan akses media sosial biasanya sudah ada juga seperti itu, tapi lebih jauh bagaimana melakukan analitik terhadap media sosial itu. Misalkan yang mengakses UMKM itu yang memberikan komen itu ada di daerah mana sih. Nah itu kan harus diketahui sehingga penetrasi pasar dan seterusnya bisa dilakukan," katanya.