REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pada 16 September 1978 pukul 19.38, gempa bumi terkuat di dunia mengguncang wilayah tenggara Iran. Angka akhir mencatat gempa berkekuatan 7,7 SR menewaskan 26 ribu jiwa.
Gempa selama tiga menit mengguncang kota Tabas, 965 km dari Teheran. Gempa meratakan tanah dan 40 desa dalam radius 48 kmdari pusat gempa telah rusak.
Guncangan kala itu menghancurkan rumah-rumah berdinding lumpur dan bangunan bata. Diperkirakan hanya 2.000 dari 13 ribu penduduk Tabas yang masih hidup.
Seorang saksi mata dan penyintas menceritakan kengerian kejadian tersebut. "Satu lubang raksasa, dan kota itu berubah menjadi kuburan. Yang tersisa hanyalah ribuan mayat, gundukan reruntuhan, dan ratusan korban selamat yang linglung," kata saksi mata kala itu seperti dikutip laman BBC History, Jumat (16/9/2022).
Dilaporkan bahwa semua dokter kota tewas. Lebih dari 700 tentara telah direkrut untuk membantu operasi bantuan dan tim medis, rumah sakit lapangan, makanan dan persediaan lainnya diterbangkan.
Pasokan air dan listrik telah terputus dan semua jalur komunikasi ke Tabas juga telah hancur. Perku waktu 8 jam dari Mashad ke Tabas untuk memperoleh air bersih.
Korban selamat dan pekerja bantuan di lapangan telah meminta bantuan internasional. Penduduk setempat dengan panik menarik mayat-mayat dari puing-puing dan membawa mereka ke kuburan tetapi pekerja bantuan telah memperingatkan penyakit dan infeksi.
Shah Iran, Mohammed Reza Pahlavi, telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional. Gempa besar terakhir yang menyerang Iran terjadi pada 1962 ketika 10 ribu orang tewas di wilayah barat laut negara itu.
Pada Desember 2003 gempa di Bam menewaskan sekitar 30 ribu orang. Pads bulan Februari 2005, lebih dari 500 orang tewas di daerah Zarand dalam gempa lain.