REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Klub sepak bola Skotlandia, Celtic menghadapi proses disipliner atas spanduk anti-monarki yang ditampilkan selama pertandingan Liga Champions pada Rabu (14/9/2022). Tetapi, Rangers tidak akan dihukum karena menyanyikan lagu kebangsaan sebelum pertandingan mereka.
Sebuah spanduk di tribun bagian pendukung Celtic pada pertandingan mereka melawan Shakhtar Donetsk di Warsawa bertuliskan 'F*** the Crown'. Sementara, spanduk lain bertuliskan 'Maaf atas kehilanganmu Michael Fagan', merujuk pada penyusup yang masuk ke kamar tidur Istana Ratu Buckingham pada 1982.
"Proses telah dibuka terhadap Celtic FC mengenai spanduk yang ditampilkan selama pertandingan Liga Champions UEFA melawan FC Shakhtar Donetsk yang dimainkan pada 14 September di Warsawa," bunyi pernyataan UEFA, seperti dikutip dari Belfast Telegraph, Jumat (16/9/2022).
"Badan Disiplin UEFA akan segera memutuskan masalah ini pada waktunya," tambahnya.
Sementara, Rangers tidak akan menghadapi tindakan disipliner atas nyanyian God Save The King sebelum pertandingan mereka melawan Napoli pada Rabu (14/9/2022). Badan sepak bola Eropa telah mengeluarkan instruksi agar lagu itu tidak dinyanyikan sebelum pertandingan di kompetisinya pekan ini, menyusul wafatnya Ratu pada tujuh hari lalu.
Namun, lagu yang dibawakan dengan penuh semangat itu mengikuti keheningan satu menit di Ibrox yang telah diizinkan oleh UEFA. Terlepas dari instruksi untuk tidak menyanyikan lagu kebangsaan, UEFA mengkonfirmasi pada Kamis sore bahwa tidak ada tindakan yang akan diambil terhadap klub Rangers.
"Insiden ini bukan subjek dari proses disiplin UEFA," kata seorang juru bicara.