Jumat 16 Sep 2022 11:55 WIB

Emir Qatar: Kami tidak Bisa Mengganti Gas Rusia

Qatar akan memasok gas ke Eropa.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Sebuah kendaraan kecil melewati jaringan perpipaan yang membentuk potongan-potongan
Foto: AP Photo/Martha Irvine
Sebuah kendaraan kecil melewati jaringan perpipaan yang membentuk potongan-potongan

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Emir Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani, menegaskan, Doha tidak dapat menggantikan gas Rusia, karena merupakan sumber penting untuk pasar global. Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Le Point Prancis, Al-Thani mengatakan, Qatar akan memasok gas ke Eropa.

"Kami ingin membantu negara-negara Eropa dan akan memasok gas kepada mereka di tahun-tahun mendatang, tetapi jika mereka (Eropa) berpikir bahwa kami dapat menggantikan gas Rusia adalah keliru, karena (gas Rusia) itu adalah sumber penting untuk pasar global," ujar Al-Thani, dilansir Middle East Monitor, Jumat (16/9/2022).

Baca Juga

Al-Thani mengatakan, gas mempunyai peran yang sangat penting dalam periode transisi dan diversifikasi sumber energi dalam jangka panjang. Karena gas merupakan sumber energi bersih. 

"Kami telah mengambil risiko dan berinvestasi di sektor gas sejak tahun delapan puluhan dan sembilan puluhan abad terakhir, mengetahui bahwa itu adalah sumber energi yang akan sangat penting di masa depan," ujar Al-Thani. 

Al-Thani menekankan, Qatar mengekspor energi ke negara-negara Asia dan Eropa berdasarkan perjanjian jangka panjang. Ketika ditanya tentang sanksi Eropa terhadap sektor energi Rusia, dia mengatakan, sanksi tersebut dapat menimbulkan permasalahan bagi seluruh dunia.

Al-Thani tidak membenarkan dan juga tidak menyalahkan Barat atas sanksi terhadap sektor energi Rusia. Menurutnya, sanksi tersebut telah menimbulkan persoalan krisis energi di Eropa.

“Dalam kasus khusus ini, saya tidak bisa menilai benar atau tidaknya keputusan Eropa, tetapi kita semua melihat masalah yang disebabkan oleh kurangnya pasokan energi di benua Eropa saat ini. Yang terpenting adalah kita semua menderita dari status tersebut. Oleh karena itu, perang di Ukraina harus diakhiri, dan kita harus menemukan solusi," kata Al-Thani. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement