Jumat 16 Sep 2022 13:06 WIB

Texas Kirim Dua Bus Migran ke Kediaman Wapres AS

100 migran dari Kolombia, Venezuela, dan Panama diturunkan dekat kediaman Harris.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Domingo Garcia, presiden nasional Liga Warga Amerika Latin Bersatu, berbicara kepada media tentang para migran yang diangkut dengan bus dari perbatasan AS-Meksiko dan diturunkan di dekat rumah Wakil Presiden Kamala Harris di perumahan Washington, Kamis, 9 September. 15, 2022.
Foto: AP Photo/Nathan Howard
Domingo Garcia, presiden nasional Liga Warga Amerika Latin Bersatu, berbicara kepada media tentang para migran yang diangkut dengan bus dari perbatasan AS-Meksiko dan diturunkan di dekat rumah Wakil Presiden Kamala Harris di perumahan Washington, Kamis, 9 September. 15, 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dua bus yang membawa migran dan pencari suaka telah tiba di sekitar kediaman Wakil Presiden Amerika Serikat (AS)/Kamala Harris di Washington, DC. Hal ini menuai kecaman dari para kritikus, karena Partai Republik menggunakan migran sebagai "pion politik" menjelang pemilihan paruh waktu.

Gubernur Texas, Greg Abbott dari Partai Republik, pada Kamis (15/9/2022) mengatakan, sekitar 100 migran dari Kolombia, Kuba, Guyana, Nikaragua, Panama, dan Venezuela diturunkan di dekat kediaman Harris. Menurut Abbott, Texas akan terus mengirim migran hingga pemerintah mengatasi lonjakan migran di perbatasan Meksiko. 

Baca Juga

“Texas akan terus mengirim migran ke kota-kota suaka seperti Washington, DC sampai Presiden (Joe) Biden dan Harris mengamankan perbatasan,” kata Abbott, dilansir Aljazirah, Jumat (16/9/2022).

Kota suaka adalah istilah yang mengacu pada kotamadya yang tidak bekerja sama dengan otoritas federal yang berusaha menahan atau mendeportasi imigran tidak berdokumen. Tahun lalu, Biden menunjuk Harris untuk memimpin upaya pemerintah dalam membendung lonjakan migrasi di perbatasan selatan AS dengan Meksiko. Aljazirah melaporkan, sekitar 100 migran yang hanya membawa beberapa barang keluar dari bus setelah menempuh perjalanan lebih dari 30 jam.

Seorang bayi dan orang lain yang menderita diabetes langsung dibawa ke rumah sakit. Sementara yang lain dibawa ke gereja terdekat, sebagai tempat tinggal sementara sebelum relawan membantu mereka mencapai tujuan berikutnya.

Sejak April, Abbott telah mengirim migran keluar dari Texas ke Washington, DC, New York City dan Chicago. Langkah ini sebagai bagian dari strategi politik untuk mengecam kebijakan imigrasi pemerintahan Biden. Menurut Abbott, kebijakan Biden mendorong peningkatan kedatangan migran di Texas.

Abbott mengatakan, upaya mengirim migran keluar dari Texas bertujuan untuk menyoroti rekor jumlah migran yang mencoba menyeberang ke AS melalui perbatasan selatan, dan berbagi beban menampung pencari suaka. Texas sering menjadi tujuan pertama bagi para migran yang menyeberang dari Meksiko. Abbott mengatakan, mengirim para migran ke negara bagian lain akan meringankan beban komunitas perbatasan di Texas.

“Kami mengirim migran ke kediaman (Harris) untuk meminta pemerintah Biden melakukan tugasnya dan mengamankan perbatasan,” ujar Abbott.

Gubernur Florida, Ron DeSantis dari Partai Republik juga melakukan hal serupa. Pada Rabu (13/9/2022), dia menerbangkan dua pesawat imigran ke Martha's Vineyard, yang menjadi destinasi liburan musim panas populer di negara bagian Massachusetts, AS.

"Ya, Florida dapat mengkonfirmasi dua pesawat dengan imigran ilegal yang tiba di Martha's Vineyard. Ini adalah bagian dari program relokasi negara bagian untuk mengangkut imigran ilegal ke tujuan suaka," ujar direktur komunikasi gubernur, Taryn Fenske kepada Fox News Digital.

Beberapa pejabat negara bagian dan pejabat daerah, serta pendukung hak migrasi, mengecam upaya Partai Republik yang mengirim para migran ke negara bagian lain. Mereka menyebut langkah ini tidak manusiawi.

Sementara itu, Walikota Washington DC, Muriel Bowser pekan lalu mengumumkan keadaan darurat publik atas kedatangan bus migran yang terus berlanjut. Distrik itu sebelumnya meminta bantuan Garda Nasional AS untuk membantu membendung krisis kemanusiaan yang berkembang. Krisis ini dipicu oleh kedatangan ribuan migran. Tetapi Pentagon menolak permintaan tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement