REPUBLIKA.CO.ID, TASHKENT -- Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menyampaikan terima kasih kepada Presiden China Xi Jinping. Menurut Lukashenko, Beijing selalu mendukung negaranya pada masa-masa sulit.
“Anda selalu, tidak hanya menjadi teman yang solid dan dapat diandalkan bagi kami, tapi juga dukungan serius di masa-masa sulit ini,” kata Lukashenko kepada Xi saat bertemu di sela-sela KTT Shanghai Cooperation Organization (SCO) yang digelar di Samarkand, Uzbekistan, Kamis (15/9/2022).
Menurut Lukashenko, negaranya pun selalu mendukung China dalam semua hal prinsip. Misalnya terkait integritas China dan kebijakan “Satu China”. “Kami adalah teman yang bisa diandalkan, apa pun dampaknya terhadap kami,” ujarnya.
Lukashenko adalah sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin. Saat ini Belarusia pun tengah dipukul oleh sanksi Barat. Hal itu karena Belarusia mengizinkan teritorialnya digunakan sebagai landasan peluncuran operasi militer Rusia di Ukraina.
Status Belarusia di SCO adalah negara pengamat. SCO adalah badan kerja sama politik, ekonomi, dan keamanan, yang dibentuk pada 2001. Selain Rusia dan China, negara lain yang turut menginisiasi berdirinya organisasi tersebut adalah Uzbekistan, Kazakhstan, Kyrgyztan, dan Tajikistan. Pada 2018, India dan Pakistan turut bergabung dalam SCO. Tujuan dari langkah itu adalah memainkan peran lebih besar sebagai penyeimbang pengaruh Barat di kawasan tersebut.
Pada Kamis lalu, Iran telah menandatangani Memorandum of Obligations untuk menjadi anggota tetap SCO. "Dengan menandatangani dokumen keanggotaan penuh SCO, kini Iran telah memasuki babak baru berbagai kerja sama ekonomi, komersial, transit, dan energi," kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian lewat akun Instagram pribadinya.
Wakil Sekretaris Jenderal SCO Grigory Logvinov mengungkapkan, saat ini Iran dapat mengambil bagian dalam pertemuan SCO. Kendati demikian, proses keanggotaan penuh Iran dalam organisasi tersebut akan memakan waktu.