Jumat 16 Sep 2022 16:48 WIB

Wapres Ingatkan Saring Sebelum Sharing

Mujahid digital diharapkan buat program-program edukasi bagi masyarakat di nusantara.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agung Sasongko
Wapres RI, Maruf Amin
Foto: Satwapres
Wapres RI, Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan masyarakat agar tidak menelan mentah-mentah informasi yang diterima dari media sosial dan membagikannya kembali. Kiai Ma'ruf mengatakan, di era post truth seperti sekarang ini, kebenaran dan kebohongan bisa tersamarkan.

"Kita perlu hati-hati, tabayun, istilah anak muda sekarang saring sebelum sharing, disaring dulu sebelum mengambil bagian dalam masalah informasi," ujar Kiai Ma'ruf saat membuka Kongres Mujahid Digital dan Konsolidasi Nasional Komisi Infokom Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (16/9/2022).

Baca Juga

Kiai Ma'ruf mengatakan, saat ini Indonesia juga sedang berperang melawan hoaks, fitnah, kebohongan, bahkan juga ujaran kebencian. Sebab, di era post truth ini, kebenaran bisa kalah dengan informasi kebohongan yang terus berulang-ulang. Sehingga, kebenaran bisa dianggap salah, dan informasi yang salah bisa dianggap menjadi kebenaran.

"Jangan sampai kedua hal ini terserupakan di antara kita, tidak jelas akhirnya kita akan tersesat, ini zamannya sekarang walaupun haditsnya dulu tetapi justru sekarang semakin relevan," ujarnya.

Karena itu, Wapres mendorong lahirnya sumber daya manusia digital melalui mujahid-mujahid digital. Dia juga mengapresiasi Kongres Mujahid Digital yang digagas MUI dan ormas Islam lainnya.

Ma'ruf pun berharap MUI dan ormas Islam di Indonesia semakin banyak memiliki ahli di bidang teknologi digital untuk membantu Pemerintah menjawab berbagai tantangan siber di masa depan.

Apalagi, kata Ma'ruf, jumlah pengguna media sosial di Indonesia sangat masif. Berdasarkan data yang dirilis asosiasi penyelenggara jasa internet Indonesia hingga Tahun 2022, penetrasi internet Indonesia sudah mencapai 77 persen atau menembus 210 juta pengguna dan mayoritas mengakses internet melalui ponsel atau membuka media sosial.

"Saya mengapresiasi mujahid digital harus diperbanyak dan kita memang sedang perang melalui disinformasi melalui hoaks fitnah kebohongan dan sebagainya," ujarnya.

Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini juga berharap para Mujahid digital membuat program-program edukasi bagi masyarakat di seluruh pelosok tanah air.

"Agar masyarakat kita semakin bijak bermedia sosial dan cerdas memanfaatkan teknologi digital sebagai medium untuk meningkatkan kemajuan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement