Jumat 16 Sep 2022 17:12 WIB

Sentil Politikus, Said Aqil: Semua Fokus 2024, Nggak Mikirin Masyarakat Miskin

Menurut Said Aqil, saat ini situasi global menimbulkan gejolak ekonomi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Ketua Umum Lembaga Persabahatan Ormas Islam (LPOI) Prof KH Said Aqil Siradj. Sentil Politikus, Said Aqil: Semua Fokus 2024, Nggak Mikirin Masyarakat Miskin
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Ketua Umum Lembaga Persabahatan Ormas Islam (LPOI) Prof KH Said Aqil Siradj. Sentil Politikus, Said Aqil: Semua Fokus 2024, Nggak Mikirin Masyarakat Miskin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Lembaga Persabahatan Ormas Islam (LPOI) Prof KH Said Aqil Siradj menyentil para politikus yang hanya sibuk mempersiapkan Pemilu 2024. Menurut dia, dalam situasi global yang menimbulkan gejolak ekonomi, para politikus di negeri ini tidak ada yang memikirkan rakyat miskin.

"Semua fokus pada 2024. Semua nggak ada mikirin masyarakat miskin. Nggak sudah. Mikirin tahun 2024, siapa presiden, siapa wakil presiden, siapa gubernur, siapa bupati. Fokus partai ini, fokus partai ini. Sangat berbahaya dalam perspektif bangsa dan rakyat," ujar Kiai Said saat sambutan dalam acara pembukaan Mukernas LPOI di Jakarta Barat, Kamis (15/9/2022). 

Baca Juga

Kiai Said menuturkan, situasi global yang dihadapi sekarang ini sangat tidak menguntungkan bagi umat Islam. Menurut dia, perang Ukraina dan Rusia mungkin menguntungkan bagi kaum Yahudi dan Israel atau broker senjata. 

"Tapi bagi umat Islam dampaknya luar biasa. Akan menimbulkan gejolak politik, ekonomi, dan sosial," ucap Kiai Said. 

Mantan ketum PBNU ini mengatakan, para pemimpin negara Islam tak berdaya sekarang ini. Kata dia, tak ada pemimpin negara Islam yang berwibawa yang mampu menyikapi perang Rusia dan Ukraina. 

"Gangguan dan hambatan ini semakin kompleks dibarengi kenaikan migor, kenaikan harga pangan, kenaikan pajak. Semua semua naik, memasuki tahun politik," kata Kiai Said. 

Sementara, menurut dia, semua politikus fokus kepada 2024. Karena itu, menurut dia, 14 ormas Islam yang tergabung dalam LPOI harus memainkan peran penting dalam menyikapi situasi global yang dihadapi saat ini. 

"Ini peran LPOI harus memainkan peran. Tetap kita tidak bermain politik, tidak berpolitik praktis maksudnya, dengan syarat tetap netral, tidak bermain politik. Kalau ingin bermanfaat besar," jelas Kiai Said.

Berdasarkan prediksi, tambah dia, tidak lama lagi juga akan terjadi krisis yang luar biasa. Maka, lanjut dia, pasti stabilitas pangan dan stabilitas politik, serta keamanan akan terganggu. Karena itu, dia mengajak kepada ormas Islam di dalam LPOI untuk memperkuat persahabatan. 

"Kita perkuat persahabatan antar ormas Islam, tingkatkan ukhuwah. Kesampingkan dulu perbedaan pendapat," kata Kiai Said. 

Mukernas LPO digelar di Jakarta Barat selama dua hari pada 15-16 September 2022 untuk membahas beberapa isu strategis, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Dalam Mukernas ini, LPOI menggelar sidang komisi dan sidang pleno keorganisasian, program kerja, dan rekomendasi.

Setelah pembukaan Mukernas, kemudian dilanjutkan dengan Dialog Kebangsaan yang membahas isu mewaspadai turbolensi politik, ekonomi, dan keamananan. Selain menampilkan Kiai Said Siradj, Dialog kebangsaan tersebut juga menghadirkan beberapa pembicara, seperti Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid dan Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Chusnul Mariyah.

Kegiatan Mukernas ini dihadiri perwakilan dari 14 ormas Islam yang tergabung dalam LPOI. Di antaraya dari Nahdlatul Ulama(NU), Persatuan Islam, Al-Irsyad, Al-Islmiyah, Arrobithoh Al-Alawiyah, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Mathlaul Anwar, Attihadiyah, Azikra, Al-Wasliyah, IKADI, Syariakat Islam Indonesia, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dan Dewan Da’wah Islamiyah. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement