REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Tekanan terhadap pelatih Juventus, Massimiliano Allegri meningkat. Pendukung Juve berharap manajemen segera memecat allenatore kelahiran Livorno itu.
Namun hingga kini, status Allegri belum berubah. Ia masih menjadi ahli taktik Bianconeri. Setelah si Nyonya Tua dikalahkan Benfica, ia bertemu para Direktur Klub.
"Itu bukan pertemuan darurat. Itu rapat reguler yang selalu terjadi setelah tim mengalami kekalahan," demikian laporan yang dikutip dari Football Italia, Jumat (16/9).
Artinya, Juventini yang berharap Allegri didepak, harus gigit jari. Keputusan manajemen bisa dipahami. Klub perlu mengeluarkan pesangon dalam jumlah besar jika menghentikan kerja sama dengan eks pelatih AC Milan itu, sekarang.
Kontrak kedua kubu terjalin hingga Juni 2025. Namun bukan berarti Allegri bisa berleha-leha. Ia diharuskan menyelesaikan beberapa masalah di Skuat Juventus saat ini.
Apa saja permasalahan tersebut? Pertama dari segi kebugaran pemain. Para penggawa Juve terlihat kelelahan di setiap pertandingan. Mereka dalam kondisi bagus selama 20 hingga 25 menit awal.
Tapi setelahnya, lawan berlari lebih cepat dari Dusan Vlahovic dkk. "Ini situasi yang mengkhawatirkan, mengingat musim (2022/23), baru saja dimulai," tambah laporan dari Football Italia.
Kedua, kerapuhan mental. Bonucci dan Danilo meminta rekan-rekannya harus berjuang memperbaiki mentalitas. Ketika Unggul, Juventus tak mampu mempertahankannya. Dalam keadaan tertinggal, Juve sulit mengejar.
Ketiga, cedera pemain. Sederet bintang Bianconeri mendekam di ruang perawatan. Paul Pogba dan Federico Chiesa diprediksi bisa benar-benar unjuk gigi pada Januari 2023.
Angel Di Maria belum tampil secara konsisten. Begitu juga dengan Manuele Locatelli serta Adrien Rabiot. Itu membuat si Nyonya nyaris memakai personel yang sama di beberapa pertandingan.
Keempat, gaya bermain yang buruk. Ini alasan terkuat mengapa Allegri diserang kritikan. Juventus terlihat 'bingung' dan tanpa identitas.