Jumat 16 Sep 2022 18:31 WIB

Terimbas Kenaikan Komoditas Energi, SIG Siap Naikkan Harga Semen

Sebelumnya, SIG telah beberapa kali melakukan penyesuaian harga jual produk.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) berencana menaikkan harga jual produknya seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Foto: istimewa
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) berencana menaikkan harga jual produknya seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Indonesia Tbk (SIG) berencana menaikkan harga jual produknya seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Sebelumnya, SIG telah beberapa kali melakukan penyesuaian harga jual produk karena terimbas lonjakan harga batu bara.

"Kita sudah lakukan adjustment dua kali di bulan April dan Juni. Dengan adanya kenaikan harga solar subsidi, kita akan lakukan proses adjustmen kenaikan harga dalam waktu dekat," kata Direktur Bisnis dan Pemasaran SIG Aulia Mulki Oemar dalam Public Expose Live 2022, Jumat (16/9/2022).

Baca Juga

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SIG Andriano Hosny Panangian mengakui, kenaikan harga komoditas energi, terutama batu bara, masih menjadi tantangan Perseroan tahun ini. Pasalnya, hal tersebut akan berimbas pada meningkatnya biaya produksi. 

Andriano menjelaskan, sekitar 23 persen struktur biaya pabrik semen berasal dikontribusi biaya energi dari batu bara. Seperti diketahui, pergerakan harga batu bara mengalami kenaikan signifikan mulai dari kuartal IV 2021 sampai saat ini. Adapun kebutuhan batu bara SIG mencapai 6,8 juta ton per tahun.

Menurut Andriano, penyesuaian terhadap harga jual produk harus dilakukan untuk menjaga profitabilitas Perseroan. "Langkah ini dibutuhkan agar kita dapat sustain menghadapi tantangan yang ada, karena cost ini tidak hanya terjadi dari sisi energi tetapi juga dari hal lain seperti inflasi," kata Andriano. 

Andriano menjabarkan, harga jual produk SIG pada kuartal II 2022 telah naik menjadi Rp 935.000 dari harga Rp 871.000 di kuartal II 2021. Sementara sepanjang semester pertama 2022, telah terjadi peningkatan harga menjadi Rp 910.000 dari periode yang sama tahun lalu Rp 875.000.

Untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga batu bara, Andriano mengatakan, SIG telah mengamankan ketersediaan batu bara untuk kebutuhan Perseroan sampai dengan akhir tahun. Selama semester pertama 2022, SIG sudah meningkatkan suplai batu bara dengan harga Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 50 persen. 

"Sampai dengan akhir tahun kami sudah bisa mengamankan batu bara dengan harga DMO 100 persen dari seluruh kebutuhan kami," terang Andriano.

Selain menaikkan harga jual, upaya lain yang dilakukan untuk mengantisipasi efek dari kenaikan biaya energi yaitu menurunkan ketergantungan pada batu bara, antara lain dengan menurunkan clinker factor dan meningkatkan Thermal Substitution Rate (TSR) sebesar 1,7 persen. 

Dari sisi kinerja, sepanjang semester pertama 2022 SIG mencatatkan kinerja positif di tengah berbagai tantangan berat yang dihadapi industri semen dalam negeri. Perseroan berhasil meningkatkan pendapatan dari pasar domestik sebesar 1,8 persen.  

Perseroan juga mampu mempertahankan EBITDA sebesar Rp 3,53 triliun dengan marjin EBITDA yang meningkat 0,4 persen menjadi 22,3 persen. Laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 4,4 persen menjadi Rp 829 miliar.

"Perseroan melakukan langkah-langkah strategis untuk mempertahankan kinerja positif yang berkontribusi pada pengendalian beban pokok pendapatan, termasuk melalui pengamanan suplai batu bara dengan harga DMO, serta menurunkan beban usaha dan beban keuangan," ungkap Andriano. 

Di tengah kondisi pasar yang hiperkompetisi, Perseroan terus berupaya menciptakan peluang melalui pengembangan diversifikasi produk dan layanan dalam rangka mengokohkan posisi sebagai penyedia solusi bahan bangunan yang berkelanjutan. Saat ini SIG memiliki lima merek semen yang kuat dan menjadi pemimpin pasar di masing-masing regionnya, antara lain Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Dynamix serta Semen Andalas. 

Selain itu SIG memiliki pabrik semen terintegrasi di delapan lokasi, pabrik pengemasan di 26 lokasi, enam pabrik penggilingan semen, dan tujuh pelabuhan. Sedangkan jalur distribusi diperkuat oleh 306 distributor baik di Indonesia maupun di Vietnam (TLCC), serta 70.000 toko ritel di Indonesia.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement