Jumat 16 Sep 2022 19:06 WIB

Kunjungi Desa Sade NTB, Sekjen PDIP Kagumi Kearifan Lokal Suku Sasak

Hasto berkesempatan menyaksikan budaya dan adat Desa Sade.

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berkunjung ke Desa Sade, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Jumat (16/9/2022)
Foto: istimewa
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berkunjung ke Desa Sade, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Jumat (16/9/2022)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berkunjung ke Desa Sade, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Jumat (16/9/2022). Hasto melihat kehidupan dan gaya gotong royong yang dijalani warga setempat yang mempertahankan adat suku Sasak. 

Hasto dan rombongan antara lain Sekretaris Umum DPP Bamusi sekaligus anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah dan Ketua DPD PDIP NTB Rachmat Hidayat, saat tiba di desa itu disambut oleh Kepala Desa Sade. 

Baca Juga

Hasto lalu dikalungi kain tenun di lehernya. Doktor Ilmu Pertahanan itu kemudian disambut dengan alunan musik lokal di pintu gerbang. Rombongan lalu dipersilakan menuju sebuah balai desa untuk duduk sejenak menyaksikan budaya dan adat Desa Sade. 

Salah satu yang disajikan Desa Sade ialah Tari Paresean. Dua pria tampak memegang tongkat dan tameng, lalu saling memukul ke daerah tameng. Hasto dan rombongan tampak terhibur dengan pertunjukan itu. 

Hasto kemudian diajak berkeliling di Desa Sade. Rumah-rumah tersebut menggunakan bahan yang sangat alami. Atap rumah menggunakan anyaman rumput alang-alang.

"Di sini dari dulu sampai sekarang cuma ada 150 rumah dan 150 KK," kata kepala desa memberikan informasi kepada Hasto. 

Hasto lalu diajak masuk ke dalam salah satu rumah tradisional Desa Sasak. Hasto melihat dengan saksama bangunan rumah dan ornamen di dalamnya. 

Di bagian depan rumah, Hasto langsung melihat tempat tidur. "Ini masuk langsung tempat tidur?" kata Hasto. 

"Iya, benar. Di sini biasanya orang tua tidur. Di belakang itu baru dapur," kata kepala desa. 

Kepala desa juga menyampaikan untuk membersihkan rumah, mereka menggunakan kotoran kerbau. Setelah melihat bagian depan dan belakang rumah, Hasto lalu kembali ke luar. Di luar, Hasto dipakaikan pakaian adat Desa Sasak. 

"Ini kain Serat Penenang," kata seorang ibu memberikan pakaian adat kepada Hasto. 

Hasto juga dipakaikan udeng dan diberikan keris. Kain merah tampak menutup pinggangnya. Sejumlah kepala desa di Lombok Tengah pun meminta berswafoto bersama Hasto. 

Pada kesempatan itu, Doktor Ilmu Pertahanan itu turut membeli sejumlah kain tenun buatan masyarakat Desa Sade.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement