REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Anggota Komisi VII DPR RI, Adian Yunus Yusak Napitupulu mengatakan ada perbedaan antara Bantuan Tunai Langsung era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Joko Widodo (Jokowi).
Adapun ini disampaikannya di sela-sela acara bakti sosial pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis yang dilakukan oleh DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bogor di Desa Pandansari, Jumat (16/9/2022) saat merespon pertanyaan wartawan terkait pernyataan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“BLT era SBY itu beda, kenapa? Naiknya BBM di era SBY itu 259 persen. Di era Jokowi BBM cuma naik 54 persen, ada selisih 205 persen kenaikan antara SBY dan Jokowi. Lebih tinggi 200 persen di jaman SBY dibandingkan Jokowi,” kata Adian.
“Orang bilang pada saya, itu kan presentase. Ya angkanya berapa? Zaman Presiden SBY kenaikan BBM itu Rp4.190, di jaman Presiden Jokowi Rp3.500. Selisihnya Rp1.190, jadi lebih banyak di jaman SBY. Kalau kenaikan BBM sampai 254 persen siapapun boleh menangis untuk itu,” sambungnya.
Dia menyebut meski nilainya BLT tidak jauh berbeda, tapi di era SBY tidak ada bantuan lain yang diberikan ke masyarakat.
“Ada 6 sampai 7 program-program sosial lainnya. Ada PKH dan sebagainya. Ya akumulasikan saja. Ada satu keluarga yang bisa dapatkan 4-5 program. Untuk anaknya sekolah, dia dapat untuk pengganti BBM-nya, dia dapat untuk kesehatan. Zaman SBY mana, enggak ada,” ungkap Adian.
Politikus PDI Perjuangan yang juga Aktivis 98 itu berharap dalam mengeluarkan sesuatu, AHY harus benar-benar akurat.
“Kalau menurut saya, AHY harus lebih banyak belajar tentang data. Kalau bisa belajar berhitung lagi,” tukas Adian.