Jumat 16 Sep 2022 22:40 WIB

Bertemu Putin, PM India: Sekarang Bukan Era Perang

Putin memahami kekhawatiran yang dihadapi India.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Dari kiri: Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov, Presiden China Xi Jinping, Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Tajik Emomali Rakhmon, dan Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif berpose untuk foto sebelum KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan, Jumat, 16 September 2022.
Foto: Sergei Guneyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo v
Dari kiri: Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov, Presiden China Xi Jinping, Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Tajik Emomali Rakhmon, dan Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif berpose untuk foto sebelum KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan, Jumat, 16 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARKAND -- Perdana Menteri India Narendra Modi melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT Shanghai Cooperation Organization (SCO) yang digelar di Samarkand, Uzbekistan, Jumat (16/9). Dalam pertemuan itu, Modi menyampaikan kepada Putin bahwa saat ini bukan waktunya untuk perang.

“Saya tahu bahwa era hari ini bukanlah era perang, dan saya telah berbicara dengan Anda di telepon tentang ini,” kata Modi kepada Putin dalam pertemuan tersebut.

Baca Juga

Modi pun menyampaikan bahwa demokrasi, diplomasi, dan dialog menjaga dunia tetap bersama. Merespons pernyataan Modi, Putin mengungkapkan bahwa dia memahami kekhawatiran pemimpin India itu terkait konflik di Ukraina. “Saya tahu tentang posisi Anda dalam konflik di Ukraina, dan saya tahu tentang kekhawatiran Anda. Kami ingin semua ini berakhir secepat mungkin,” ucap Putin.

Selain itu, Putin sempat menyinggung tentang ekspor pupuk Rusia ke India. “Perdagangan kami berkembang, berkat tambahan pasokan pupuk Rusia ke pasar India, yang telah tumbuh lebih dari delapan kali lipat. Saya berharap ini akan sangat membantu sektor pertanian India,” katanya.

Dalam KTT SCO,  Putin mengungkapkan, negaranya siap membagikan 300 ribu ton pupuk gratis ke negara-negara berkembang. Hal itu bakal dilakukan jika Eropa meringankan sanksi terhadap aktivitas ekspor Moskow.

Putin mengapresiasi keputusan Uni Eropa untuk meringankan beberapa sanksi logistik terhadap ekspor Rusia. Namun dia menuding organisasi perhimpunan Benua Biru itu bertindak “egois” karena hanya mencabut sanksi bagi anggotanya sendiri. “Hanya mereka yang bisa membeli pupuk kami. Tapi bagaimana dengan negara berkembang dan negara termiskin di dunia,” ujar Putin.

Putin mengungkapkan, saat ini Rusia memiliki 300 ribu ton pupuk yang tertahan di pelabuhan-pelabuhan Eropa. Dia mengatakan, pupuk itu siap dikirim ke negara berkembang secara gratis ketika sanksi terhadap ekspor Rusia dicabut.

SCO adalah badan kerja sama politik, ekonomi, dan keamanan yang dibentuk pada 2001. Selain Rusia dan China, negara lain yang turut menginisiasi berdirinya organisasi tersebut adalah Uzbekistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. Pada 2018, India dan Pakistan turut bergabung dalam SCO. SCO memiliki empat negara pengamat, yakni Iran, Afghanistan, Belarus, dan Mongolia. Iran baru saja menandatangani memorandum untuk menjadi anggota penuh SCO. Selain itu SCO mempunyai enam negara mitra dialog, yaitu Turki, Armenia, Azerbaijan, Kamboja, Nepal, dan Sri Lanka.

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement