Sabtu 17 Sep 2022 05:19 WIB

Mosaik Era Bizantium Ditemukan di Gaza

Lantai mosaik ini memiliki 17 ikonografi binatang dan burung, terpelihara dengan baik

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Seorang pria Palestina memeriksa lantai mosaik era Bizantium yang ditemukan baru-baru ini oleh seorang petani Palestina di Bureij di Jalur Gaza tengah, 5 September 2022. Pria itu mengatakan bahwa dia menemukannya saat menanam pohon zaitun musim semi lalu dan diam-diam menggalinya. beberapa bulan dengan putranya. Para ahli mengatakan penemuan mosaik - yang mencakup 17 gambar hewan dan burung yang terpelihara dengan baik - adalah salah satu harta arkeologi terbesar Gaza. Mereka mengatakan itu menarik perhatian pada kebutuhan untuk melindungi barang antik Gaza, yang terancam oleh kurangnya sumber daya dan ancaman terus-menerus berperang dengan Israel.
Foto: AP Photo/Fatima Shbair
Seorang pria Palestina memeriksa lantai mosaik era Bizantium yang ditemukan baru-baru ini oleh seorang petani Palestina di Bureij di Jalur Gaza tengah, 5 September 2022. Pria itu mengatakan bahwa dia menemukannya saat menanam pohon zaitun musim semi lalu dan diam-diam menggalinya. beberapa bulan dengan putranya. Para ahli mengatakan penemuan mosaik - yang mencakup 17 gambar hewan dan burung yang terpelihara dengan baik - adalah salah satu harta arkeologi terbesar Gaza. Mereka mengatakan itu menarik perhatian pada kebutuhan untuk melindungi barang antik Gaza, yang terancam oleh kurangnya sumber daya dan ancaman terus-menerus berperang dengan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, BUREIJ -- — Musim semi lalu, seorang petani Palestina sedang menanam pohon zaitun baru ketika sekopnya mengenai benda keras. Dia memanggil putranya dan selama tiga bulan mereka perlahan menggali mosaik era Bizantium berornamen dan menjadi salah satu harta arkeologi terbesar yang pernah ditemukan di Gaza.

Mosaik itu ditemukan hanya satu kilometer dari perbatasan Israel. Lantai mosaik ini memiliki 17 ikonografi binatang dan burung, terpelihara dengan baik dan warnanya cerah.

Baca Juga

"Ini adalah lantai mosaik terindah yang ditemukan di Gaza, baik dari segi kualitas representasi grafis maupun kompleksitas geometrinya,” kata arkeolog dari French Biblical and Archaeological School of Jerusalem Rene Elter.

“Belum pernah ada lantai mosaik sebagus ini, ketepatan dalam grafis dan kekayaan warna telah ditemukan di Jalur Gaza,” katanya.

Elter mengatakan, lantai mosaik berasal dari waktu antara abad ke-5 hingga ke-7. Namun penggalian yang tepat harus dilakukan untuk menentukan kapan tepatnya itu dibangun dan apakah itu bagian dari kompleks agama atau sekuler.

Sosok yang telah melakukan penelitian di Gaza di masa lalu ini belum dapat mengunjungi situs tersebut secara langsung. Hanya saja dia melihat serangkaian foto dan video yang diambil oleh mitra peneliti lokal.

photo
Detail bagian dari lantai mosaik era Bizantium ditemukan oleh seorang petani Palestina di Bureij di Jalur Gaza tengah, 5 September 2022. Pria itu mengatakan dia menemukannya saat menanam pohon zaitun musim semi lalu dan diam-diam menggalinya selama beberapa bulan. dengan putranya. Para ahli mengatakan penemuan mosaik - yang mencakup 17 gambar hewan dan burung yang terpelihara dengan baik - adalah salah satu harta arkeologi terbesar Gaza. Mereka mengatakan itu menarik perhatian pada kebutuhan untuk melindungi barang antik Gaza, yang terancam oleh kurangnya sumber daya dan ancaman terus-menerus berperang dengan Israel. - (AP Photo/Fatima Shbair)

Jalur Gaza adalah rute perdagangan yang ramai antara Mesir dan Levant di zaman kuno. Jalur pantai penuh dengan sisa-sisa peradaban kuno, dari Zaman Perunggu hingga era Islam dan Ottoman.

Tapi, harta karun itu jarang dilindungi. Di masa lalu, mereka dirampok. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa dirusak atau dihancurkan oleh proyek pembangunan atau pertempuran dengan Israel. Terlebih lagi blokade Israel-Mesir yang diberlakukan setelah kelompok militan Hamas mengambil alih Gaza pada 2007 telah merusak perekonomian, menyisakan sedikit sumber daya untuk perlindungan barang antik.

Hamas sendiri tidak terlalu memperhatikan pelestarian situs-situs tersebut karena berjuang untuk memenuhi kebutuhan populasi yang berkembang pesat. Lebih dari 2,3 juta orang terjepit di jalur yang hanya seluas 300 kilometer persegi.

Pada 2017, buldoser Hamas menghancurkan sebagian besar situs yang berisi sisa-sisa pemukiman Zaman Perunggu berusia 4.500 tahun untuk membuat proyek perumahan bagi karyawannya. Awal tahun ini, buldoser yang menggali untuk proyek perumahan yang didanai Mesir di Gaza utara menemukan sebuah makam era Romawi.

Beberapa situs yang dilestarikan di Gaza adalah biara St. Hilarion,yang membentang dari akhir Kekaisaran Romawi hingga periode Umayyah Islam. Terdapat pula situs gereja Bizantium yang dipugar oleh organisasi bantuan internasional dan dibuka tahun ini di Jalur Gaza utara.

Sementara situs-situs ini juga memiliki mosaik, Elter mengatakan penemuan terbaru di kota Bureij, Gaza tengah, itu adalah luar biasa. Departemen barang antik yang dikelola Hamas menggambarkan, mosaik itu sebagai penemuan arkeologi besar.

Pemilik tanah yang menemukan mosaik itu telah menutupi bagian lantai yang digali dengan lembaran timah. Dia berharap untuk menerima kompensasi untuk melindungi penemuan unik di propertinya.

Sebidang tanah yang menyimpan mosaik ini berukuran sekitar 500 meter persegi dan tiga tempat galian mengungkapkan sekilas mosaik tersebut. Lubang terbesar di tanah, sekitar 2 meter kali 3 meter memiliki 17 gambar binatang. Dua lainnya menunjukkan pola ubin yang rumit. Akar pohon zaitun tua telah merusak bagian dari mosaik, yang tampaknya berukuran sekitar 23 meter persegi.

Elter mengatakan penemuan itu dalam bahaya langsung karena sangat dekat dengan pagar pemisah Israel. Daerah seperti itu di sepanjang perbatasan menjadi tempat bentrokan  atau serangan Israel.

Elter juga khawatir penggalian oleh orang yang tidak berpengalaman dapat merusak situs. Harapannya, tim profesional dapat menggali, memulihkan, dan melindungi mosaik dengan baik. “Sangat penting untuk segera mengatur intervensi penyelamatan darurat,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement