REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas kanker tengah meggaungkan sebuah studi baru yang menyatakan bahwa racun dari lebah dapat berpotensi membunuh sel kanker. Para ilmuwan di Institut Penelitian Medis Harry Perkins, Australia Barat menguji racun dari lebih dari 300 lebah madu dan lebah terhadap dua jenis kanker payudara yang agresif dan sulit diobati. Itu seperti triple negative dan human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) yang diperkaya.
Senyawa dalam racun yang disebut melittin diyakini bisa menghancurkan sel kanker payudara dalam waktu satu jam. Tim peneliti menemukan bahwa melittin ini dapat menghancurkan sel kanker payudara tanpa menyebabkan kerusakan pada sel lain. Sebagai komponen aktif racun lebah madu, melittin adalah peptida 26-asam amino amfipatik yang bermuatan positif.
Periset menemukan itu mampu menargetkan sel kanker dengan mematikan aktivitas molekul yang diekspresikan secara berlebihan dalam kanker ini. Mereka juga menemukan bahwa ketika digunakan bersama dengan obat kemoterapi, melittin membantu membentuk pori-pori di membran sel kanker yang berpotensi memungkinkan terapi untuk menembus sel dengan lebih baik.
Sementara tes untuk penelitian ini hanya dilakukan di laboratorium, para peneliti percaya senyawa tersebut dapat direproduksi secara sintetis sebagai pengobatan untuk kanker payudara. Dr Marilena Tauro, seorang peneliti kanker payudara di Moffitt Cancer Center, mengatakan, meski penemuan ini mengesankan, namun studi lebih lanjut perlu dilakukan sebelum bisa menjadi terapi yang layak.
"Kabar baiknya adalah penelitian ini menunjukkan bahwa melittin dapat mengganggu jalur sinyal pada sel kanker payudara yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan dan penyebaran penyakit," kata dia, seperti dikutip dari laman The Brighterside, Sabtu (17/9/2022).
Namun, ada banyak penelitian di mana senyawa telah terbukti berhasil membunuh sel kanker di laboratorium atau model hewan, tetapi butuh bertahun-tahun untuk penemuan itu sampai ke pasien. Tauro menambahkan bahwa sekitar setengah dari semua obat saat ini berasal dari produk alami, yang menunjukkan potensi penggunaan racun lebah untuk penemuan obat.
“Alam adalah pemasok unsur aktif yang hebat dan sintesis kimia telah memungkinkan untuk menyediakan banyak obat yang berasal dari alam dalam dosis yang diperlukan untuk penggunaan terapeutik, meskipun pasokan dari sumber aslinya seringkali sangat terbatas,” lanjut Tauro.
Racun Lebah Madu
Ada sekitar 20 ribu spesies lebah, dengan penelitian yang mengamati lebah madu Eropa yang ditemukan di Australia, Irlandia dan Inggris. Populasi lebah dari masing-masing negara menghasilkan efek yang hampir sama pada sel kanker payudara.
Salah satu laporan pertama tentang efek racun lebah diterbitkan pada tahun 1950, di mana racun mengurangi pertumbuhan tumor pada tanaman. Selama dua dekade terakhir, minat pada apiterapi telah berkembang, seperti halnya pada efek racun lebah madu pada kanker yang berbeda.
Meskipun demikian, mekanisme molekuler dan selektivitas komponen biomolekuler racun lebah madu sebagai agen antikanker sebagian besar masih belum diketahui sehingga mendorong penelitian baru.
“Memahami dasar molekuler dan spesifisitas racun lebah terhadap sel kanker adalah kunci untuk mengembangkan dan mengoptimalkan terapi baru yang efektif dari produk alami yang tersedia secara luas dan hemat biaya untuk diproduksi di banyak komunitas di seluruh dunia,” kata peneliti.