REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -– Banjir yang terjadi sejak Rabu lalu (14/9) masih mengganggu aktivitas Warga Kota Samarinda, Kalimantan Timur hingga Jumat (16/9). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melaporkan pada hari itu, pukul 10.00 WITA, banjir masih menggenangi beberapa titik.
"BPBD Kota Samarinda melaporkan selain terganggunya aktivitas warga, banjir juga menghambat akses jalan utama," ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (17/9/2022).
Ia menambahkan, petugas BPBD menginformasikan jalan tersebut putus. Di samping itu, banjir juga memicu terjadinya longsor di Kecamatan Sungai Pinang. Saat ini petugas gabungan yang dipimpin BPBD telah berada di lokasi dengan dukungan alat berat.
Ia menambahkan, sejumlah kecamatan terdampak banjir sejak pukul 03.00 WITA, pada Rabu lalu (14/9). Wilayah terdampak antara lain di Kecamatan Sambutan (Kelurahan Pulau Atas), Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda Ulu (Kelurahan Sidodadi, Jawa, Dadi Mulya), Kecamatan Samarinda Ilir (Kelurahan Sidodamai, Samarinda Kota, Mugerejo dan Lempake).
BPBD setempat melaporkan hingga Jumat kemarin, sebanyak 19 KK (38 jiwa) terdampak.
"Selain itu, satu warga luka ringan dan satu lainnya meninggal dunia," ujarnya.
Sementara itu, sebanyak 19 rumah dan 1 bangunan untuk usaha penginapan terdampak. Saat peristiwa terjadi, tinggi muka air berkisar antara 20 hingga 60 cm.
Menyikapi kondisi tersebut, BPBD Kota Samarinda telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk pendataan dan penanganan darurat. Berdasarkan pantauan prakiraan cuaca dalam dua hari ini (17-18 September 2022), Kecamatan terdampak berpeluang cerah hingga cerah berawan.
"Namun demikian, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi hujan sepanjang musim hujan ini," katanya.
Sedangkan analisis inaRISK di Kota Samarinda, sebanyak 10 kecamatan berada pada potensi bahaya dengan kategori sedang hingga tinggi untuk bahaya banjir.
Sejumlah kecamatan tersebut termasuk wilayah-wilayah yang saat ini terdampak banjir. Ia menambahkan, masyarakat siaga bencana dapat diaktifkan untuk mengantisipasi bahaya banjir di waktu yang akan datang, misalnya penyiapan pos penampungan, upaya evakuasi, atau pun koordinasi dengan pihak terkait untuk mengoptimalkan peringatan dini kepada warga setempat.