REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Hujan dengan intensitas tinggi dan kondisi tanah yang labil memicu fenomena gerakan tanah di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/9) pukul 11.00 WIB. Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat peristiwa yang terjadi di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang tersebut menyebabkan tujuh unit rumah warga rusak berat.
"Selain itu, sebanyak 38 unit rumah terdampak dan 88 unit rumah terancam kejadian ini," ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (17/9/2022).
Ia menambahkan, BPBD Kabupaten Bogor melakukan pendataan serta membangun tenda pengungsian bagi para warga terdampak. Kondisi mutakhir saat ini pergerakan tanah masih terjadi dan pihak PLN telah memutus aliran listrik. BPBD dan tim gabungan setempat melakukan pembangunan akses jalan darurat dikarenakan akses jalan desa terisolir.
Ia mengutip Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan informasi peringatan dini waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada waktu siang hingga malam hari di wilayah Kabupaten Bogor pada 17 sampai 19 September 2022.
Sementara itu, berdasarkan analisis gerakan tanah dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kecamatan Babakan Madang termasuk wilayah dengan potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi.
"Menyikapi bahaya gerakan tanah di wilayah Babakan Madang, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi bencana susulan," katanya.
Ia menambahkan, masyarakat bisa melakukan evakuasi di tempat yang lebih aman hingga situasi kondusif sesuai dengan arahan pemerintah daerah setempat.