Sabtu 17 Sep 2022 22:26 WIB

Indonesia Ajak Pengusaha Thailand Berinvestasi Hijau

Investasi hijau adalah kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Investasi hijau. Indonesia membuka kesempatan bagi pengusaha Thailand untuk berinvestasi hijau di Tanah Air.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Investasi hijau. Indonesia membuka kesempatan bagi pengusaha Thailand untuk berinvestasi hijau di Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Indonesia membuka kesempatan bagi pengusaha Thailand untuk berinvestasi hijau di Tanah Air. Hal ini disampaikan Duta Besar RI untuk Kerajaan Thailand Rachmat Budiman dalam forum bisnis "Green Investment Opportunity In Indonesia" pada Jumat (16/9/2022) waktu setempat.

Dihadapan 42 pengusaha dan 19 perusahan Dubes Rachmat menjelaskan bahwa transisi energi menuju energi baru dan berkelanjutan dengan memprioritaskan keamanan energi, aksesibilitas, dan keterjangkauan adalah upaya yang perlu dilakukan untuk memastikan lingkungan hijau dan masa depan yang berkelanjutan. Hal itu juga sejalan untuk mengelola isu perubahan iklim secara lebih efektif.

"Investasi hijau adalah kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan dan inklusivitas sosial," ujar Dubes Rachmat dalam siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (17/9/2022).

Ia kemudian merinci bahwa kemajuan pembangunan beberapa sektor ekonomi hijau, termasuk sektor energi hijau, dan kemudahan untuk berinvestasi hijau di Indonesia perlu dimanfaatkan investor Thailand untuk memperluas usaha hijaunya di kawasan Asia. Ini, lanjutnya, sejalan dengan model pertumbuhan ekonomi hijau, Bio Crcular and Green (BCG) Economy yang tengah dikedepankan Pemerintah Thailand sebagai upaya pemulihan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan pasca-Covid.

Sementara itu Deputi Sekretaris Jenderal Badan Penanaman Modal (Board of Investment) Thailand, Chanin Khaochan mengakui potensi Indonesia sebagai mitra bisnis bagi Thailand di kawasan Asia. Ia mengatakan Thailand mengadopsi model pertumbuhan ekonomi untuk pembangunan berkelanjutan dengan potensi peningkatan nilai ekonomi dari 133 miliar dolar AS (21 persen dari PDB) menjadi 145 miliar dolar AS (24 persen dari PDB) dalam lima tahun hingga menciptakan 16,5 juta lapangan kerja.

Direktur Promosi Asia Timur, Asia Selatan dan Afrika pada Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal RI, Cahyo Purnomo menyampaikan green and low carbon economy merupakan salah satu strategi transformasi ekonomi Indonesia dalam mewujudkan komitmen Indonesia pada sektor energi untuk 2050 Net Zero Emissions. Strategi ini dilaksanakan dengan upaya memajukan pembangunan ekonomi hijau di Indonesia.

"Beberapa sektor ekonomi hijau yang diprioritaskan antara lain industri kendaraan listrik dan pembangunan zona industri hijau," lanjutnya. Cahyo menawarkan beberapa peluang investasi yang dapat dimanfaatkan investor Thailand untuk mendukung strategi Pemerintah Indonesia tersebut.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement