Ahad 18 Sep 2022 06:59 WIB

Ini Harapan Pihak Pengolah Ikan PT SIS Tual atas Kunjungan Presiden Jokowi

PT SIS memiliki nelayan binaan sebagai pemasok ikan ke pabrik.

Presiden Joko Widodo beserta rombongan menyambangi tempat pengolahan ikan si PT Samudera Indo Sejahtera (SIS) di Tual, Maluku.
Foto: Dok. Web
Presiden Joko Widodo beserta rombongan menyambangi tempat pengolahan ikan si PT Samudera Indo Sejahtera (SIS) di Tual, Maluku.

REPUBLIKA.CO.ID, TUAL -- Dalam kunjungan kerjanya ke Kota Tual, Maluku, tengah pekan kemarin, Presiden Joko Widodo beserta rombongan sempat menyambangi tempat pengolahan ikan si PT Samudera Indo Sejahtera (SIS). Jokowi dan rombongan berkeliling untuk melihat tangan cekatan para pegawai PT SIS mengolah ikan-ikan segar hasil tangkapan dari perairan Maluku. 

Selama meninjau unit pengolahan ikan itu, Jokowi  berdialog dengan nelayan dan pembudidaya rumput laut. Jokowi ingin tahu prospek hasil tangkapan hasil laut di Maluku.  Hasilnya, produksi tangkapan ikan masih bisa ditingkatkan lagi. 

Baca Juga

COO SIS Arif Wijaya Siswanto yang mendampingi Jokowi berkeliling pabrik menjelaskan, SIS saat ini masih beroperasi sangat minim di bawah kapasitas maksimal di mana memiliki ABF 80 ton (24 jam) dan CS 1.200 ton. Sebenarnya masih bisa ditingkatkan. Namun, jumlah tangkapan nelayan lokal belum memenuhi kapasitas industriSIS. 

"Kami sangat mengharapkan dukungan dari Bapak terkait pengesahan peraturan pemerintah Penangkapan Ikan Terukur KKP yang mewajibkan kapal perikanan melakukan pendaratan ikan di Pelabuhan Pangkalan sekitar daerah penangkapan ikan," kata Arif kepada Jokowi kala itu.

Arif menuturkan, dengan adanya bahan baku kemaritiman khususnya bidang perikanan yang melimpah, maka akan menciptakan smelter maritim/food estate maritim yang membantu terwujudnya ketahanan pangan kemaritiman, penyerapan tenaga kerja, mendatangkan investasi kemaritiman di Indonesia Timur. Kemudian, kata dia, akan pula tercipta industri pertambahan nilai di Indonesia Timur di 

antaranya fillet ikan, loin tuna, surimi, fishmeal, pengalengan ikan, dockyard, shipyard, pabrik karagenan (hasil turunan rumput laut Eucheuma Cottoni) dan sebagainya. 

"Diiharapkan juga bisa dilakukan Ekspor Langsung (Direct Call) ke negara pasar tujuan ekspor, karena akan menurunkan biaya logistik transportasi. Adanya efisiensi biaya transportasi dapat digunakan untuk meningkatkan harga beli dari nelayan lokal ataupun kapal kapal perikanan berukuran besar. Selain itu juga bisa dilakukan pengembangan perikanan budidaya di Indonesia," ucapnya. 

Menyangkut penggunaan ahli penangkapan ikan luar negeri (fishing master) di kapal perikanan berbendera Indonesia, kata dia, tidak perlu terlalu d permasalahkan selama ikan didaratkan di Pelabuhan Pangkalan. Hal ini juga bisa memberikan multiplier effect kepada ekonomi lokal mulai dari usaha bongkar muat, prosesing, penyediaan logistik supply hasil pertanian/ perkebunan ke atas kapal. 

"PT SIS sumber daya nasional sebagai aset ekonomi harus diperkenalkan karena  harus didukung sebagai penggerak ekonomi di Kota Tual dan Kab. Maluku Tenggara," kata Arif.

Turut mendampingi Jokowi yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Perikanan dan Kelautan Sakti Wahyu Trenggono, pengusaha nasional Tomy Winata, Gubernur Maluku Murad Ismail, Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun, Wakil Bupati Maluku Tenggara Petrus Beruatwarin, dan Wali Kota Tual Adam Rahayaan.

Kehadiran PT SIS sebagai salah satu perikanan terbesar di Kawasan Timur Indonesia, menjadi berkat bagi seluruh masyarakat Kota Tual  khususnya mensejaterahkan para nelayan tradisional, dalam rangka meningkatkan taraf hidup keluarga dan membangkitkan perekonomian. 

PT SIS memiliki nelayan binaan sebagai pemasok ikan ke pabrik. Bagi nelayan mitra ini  sangat menguntungkan nelayan karena sudah ada pasar yang menyerapnya. 

PT SIS sudah sering bermitra dengan berbagai pihak. Misalnya dengan Kodam XVI Pattimura yang pada awal 2022 dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan pada sektor perikanan. Kodam XVI Pattimura menggandeng PT SIS  untuk bekerja sama, guna mengatasi masalah yang selama ini dihadapi nelayan di wilayah Tual, dengan membeli dan menampung seluruh hasil tangkapan para nelayan. 

"Kerja sama ini karena PT SIS memiliki sarana dan prasarana yang memadai, untuk itu Kodam mengajak kerja sama untuk membantu para nelayan yang ada di Tual. Diharapkan dengan berjalannya program ini, semakin banyak nelayan dapat meningkatkan taraf ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan," kata Arif.

Dilansir dari Antara, Presiden Jokowi juga sempat berdialog bersama nelayan dan pembudidaya rumput laut di Tual, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, ketika meninjau unit pengolahan ikan di PT SIS.

Selain mengunjungi PT SIS, di Maluku juga Presiden juga meninjau sejumlah proyek infrastruktur serta membagikan bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat setempat.

Setibanya di Bandara Karel Sadsuitubun Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara, Presiden beserta rombongan meninjau Jembatan Wear Fair, yakni jembatan penghubung antara Kota Tual dan MalukuTenggara.

Presiden dan rombongan kemudian melanjutkan kegiatan di Kantor Pos Tual dan Pasar Tual untuk menyerahkan bantuan langsung tunai (BLT) bahan bakar minyak (BBM), BLT sembako, serta bantuan bagi para pedagang pasar. Hingga kemudian, mengunjungi tempat pengolahan ikan di PT SIS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement