Ahad 18 Sep 2022 16:00 WIB

Prof Azyumardi Azra Meninggal, Menag: Indonesia Kehilangan Intelektual Kaliber Dunia

Menag menilai meninggalnya Prof Azyumardi Azra adalah duka Indonesia.

Rep: Ratna ajeng tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
 Prof Azyumardi Azra Meningg, Menag: Indonesia Kehilangan Intelektual Kaliber Dunia. Foto: Ketua Dewan Pers 2022-2025 Azyumardi Azra menyampaikan orasi ilmiah dalam acara penerimaan Mahasiswa Baru 2022/2023 dan Wisuda Sarjana Tahun Akademik 2021/2022 Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera di Jakarta, Kamis (8/9/2022). Pada kesempatan ini Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera berhasil meluluskan empat belas sarjana hukum baru dan menerima 26 (dua puluh enam) mahasiswa baru. Republika/Prayogi.
Foto: Republika/Prayogi.
Prof Azyumardi Azra Meningg, Menag: Indonesia Kehilangan Intelektual Kaliber Dunia. Foto: Ketua Dewan Pers 2022-2025 Azyumardi Azra menyampaikan orasi ilmiah dalam acara penerimaan Mahasiswa Baru 2022/2023 dan Wisuda Sarjana Tahun Akademik 2021/2022 Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera di Jakarta, Kamis (8/9/2022). Pada kesempatan ini Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera berhasil meluluskan empat belas sarjana hukum baru dan menerima 26 (dua puluh enam) mahasiswa baru. Republika/Prayogi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Azyumardi Azra wafat di Malaysia. Menag Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan duka mendalam atas wafatnya intelektual Islam Indonesia.

"Indonesia berduka. Almarhum adalah intelektual Tanah Air berkaliber dunia. Karya, ide dan gagasannya sangat mencerahkan, terutama pada ilmu kesejarahan yang menjadi bidang kepakarannya," ujar Menag di Jakarta, Ahad (19/9/2022).

Baca Juga

Prof Azra, kata Menag, tipologi ilmuwan organik dan akademisi yang membumi. Sebagai intelektual, almarhum sangat responsif dan kontributif terhadap dinamika perkembangan zaman.

"Sebelum mengenal beliu secara langsung, saya sudah lebih dulu mengenal Pak Azyumardi Azra dari karya akademik dan karya sosialnya. Beliau sangat produktif menulis, baik dalam bentuk buku, artikel jurnal dan tulisan-tulisan populernya di media massa. Tepat kalau beliau dijuluki sebagai cendekiawan yang konsisten dengan dunia akademik dan selalu berpikir dengan tangannya," ujar Menag.

Prof Azra, kata Menag, bukan hanya asyik dengan buku, tetapi juga berkecimpung di masyarakat. Berbagai organisasi sosial dan profesi aktif diikuti, termasuk sebagai ketua dewan pers. Prof Azra adalah intelektual muslim par exellence yang selalu menyuarakan moderasi beragama dalam karya-karyanya.

"Seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri berhutang dalam ide dan gagasan hingga PTKIN bisa berkembang pesat hingga sekarang," jelas dia.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berkembang pesat adalah rangkaian dari legacy almarhum. Satu lagi, kata Menag, dan ini yang sangat mahal. Almarhum Prof Azra adalah sosok yang sangat sederhana.

Kesederhanaannya adalah teladan bagi semua akademisi dan intelektual di Indonesia. Indonesia berduka, menag berharap almarhum senantiasa mendapat limpahan rahmat Allah SWT.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement