Ahad 18 Sep 2022 19:47 WIB

Di Tengah Isu Akuisisi, Laba Bersih UUS BTN Naik 118,06 Persen

Laba bersih UUS BTN naik pesat karena pertumbuhan pembiayaan yang capai 8,86 persen.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan BTN Syariah. Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN Syariah) membukukan laba bersih sebesar Rp 190,9 miliar, melonjak 118,06 persen (yoy) sepanjang semester I 2022.
Foto: Republika/Prayogi
Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan BTN Syariah. Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN Syariah) membukukan laba bersih sebesar Rp 190,9 miliar, melonjak 118,06 persen (yoy) sepanjang semester I 2022.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN Syariah) membukukan laba bersih sebesar Rp 190,9 miliar, melonjak 118,06 persen (yoy) sepanjang semester I 2022. Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo menyampaikan laba tumbuh pesat berkat pertumbuhan pembiayaan yang mencapai 8,86 persen (yoy) menjadi Rp 29,24 triliun.

"Selain tumbuhnya pembiayaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN Syariah ikut melesat," katanya dalam keterangan, Ahad (18/9).

Dana DPK per akhir Juni 2022 mencapai Rp 30,49 triliun, naik 13,37 persen dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 26,89 triliun. Laju kenaikan DPK yang lebih tinggi dari pertumbuhan pembiayaan menunjukkan kondisi likuiditas yang sehat dan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi.

Dengan capaian tersebut, aset BTN Syariah berhasil tumbuh 13,78 persen (yoy) menjadi Rp 40,35 triliun. Menurutnya, pencapaian kinerja semester I 2022 ini sangat positif dan merupakan buah dari transformasi yang dilaksanakan seluruh jajaran BTN dalam mencapai target bisnis yang telah ditetapkan. 

"Kami optimistis hingga akhir tahun 2022 ini, kinerja Bank BTN akan semakin baik dengan berbagai strategi bisnis yang dijalankan," katanya.

Sementara itu menurut Asisten Deputi Bidang Jasa Keuangan Kementerian BUMN, Muhammad Khoerur Roziqin semua opsi aksi korporasi masih dalam pertimbangan. Termasuk rencana aksi korporasi antara BSI dan UUS BTN.

"Saat ini sedang due diligence, untuk BSI melihat kualitas dan prospek UUS, karena ini kan business to business (B2B) harus dilihat secara kebijakan bisnis juga," katanya pada Republika, beberapa waktu lalu.

Aksi korporasi kedua pihak telah mengemuka sejak merger tiga bank syariah anak usaha bank BUMN. Kementerian BUMN menyampaikan, BTN Syariah dapat memperkuat posisi dan meningkatkan kapasitas pasar bank syariah BUMN.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement