Senin 19 Sep 2022 00:53 WIB

Molor dari Target, Pemkot Bandung: 50 Persen Vaksinasi Booster Dikejar di September

Semakin landainya kasus Covid-19 membuat kewaspadaan masyarakat menurun

Rep: dea alvi soraya/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah tenaga kesehatan menunggu giliran untuk disuntik vaksin Covid-19 dosis keempat (booster kedua) di Rumah Sakit Mata Cicendo, Jalan Cicendo, Sumur Bandung, Kota Bandung, Senin (1/8/2022). Vaksinasi dosis keempat tersebut menargetkan sebanyak 700 sumber daya manusia (SDM) kesehatan dengan ketersediaan 30 dosis vaksin per hari. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah tenaga kesehatan menunggu giliran untuk disuntik vaksin Covid-19 dosis keempat (booster kedua) di Rumah Sakit Mata Cicendo, Jalan Cicendo, Sumur Bandung, Kota Bandung, Senin (1/8/2022). Vaksinasi dosis keempat tersebut menargetkan sebanyak 700 sumber daya manusia (SDM) kesehatan dengan ketersediaan 30 dosis vaksin per hari. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG—Setelah gagal mencapai target minimal 50 persen capaian vaksinasi dosis ketiga (booster) di akhir Agustus, Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kesehatan memastikan bahwa percepatan vaksinasi booster masih terus dikebut demi mengejar ketertinggalan. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bandung Ira Dewi Jani mengatakan, hingga hari ini, Ahad (18/9/2022), capaian booster pertama berada di 49,31 persen, atau masih kurang 0,69 persen dari target.

“Vaksinasi Covid-19 booster satu (dosis ketiga) per hari ini sudah 49,31 persen, kalau booster kedua (untuk nakes) itu sekitar 44 persen. Tapi yang masih digencarkan adalah booster pertama ya, karena memang belum mencapai target minimal 50 persen yang seharusnya tercapai akhir agustus lalu. Makanya masih terus dikejar untuk booster pertama,” kata Ira kepada Republika, Ahad (18/9/2022).

Dia menjelaskan, alasan lambatnya capaian vaksinasi booster pertama, selain merujuk pada ketersediaan vaksin, juga pergerakan sasaran vaksinasi di masyarakat. Menurutnya, dengan semakin landainya kasus Covid-19 membuat kewaspadaan masyarakat menurun, yang diwujudkan dengan keengganan mendapatkan vaksin dosis ketiga.  

“Vaksinasi itu bukan hanya semata-mata dari stok vaksin, karena kalau stok sih sampai sekarang insya Allah cukup, tapi juga dari sasarannya, apakah masih bayak yang mau divaksin, itu yang biasanya jadi tantangan selain ketersediaan vaksin, yaitu pergerakan sasaran vaksinasi di masyarakat,” tegas Ira.

“Kalau sekarang masyarakat juga mungkin karena covid sudah mulai reda lalu juga masyrakat sudah disibukkan kembali dengan kegiatan perekonomian, sehingga mereka juga sekrang konsentrasi bukan cuma ke vaksinasi tapi ke hal lain, seperti sekolah tatap muka, acara-acara publik juga sudah mulai banyak lagi, makanya itu mungkin yang menyebabkan animo untuk vaksinasi masyarakat tidak setinggi dulu,” sambungnya. 

Meski begitu, dia menegaskan bahwa Pemerintah Kota Bandung akan terus optimis bahwa target minimal 50 persen vaksinasi booster akan terealisasi dalam waktu dekat. “Kalau kita mah harus selalu optimis ya, karena target kita sudah lewat ya, jadi diupayakan semoga September ini bisa tercapai keterlewatan itu, jangan sampai mundur mundur terus, kalau Sgustus belum bisa tercapai maka harus dikejar di September,” kata Ira.

Dia juga menekankan bahwa program vaksinasi akan terus digencarkan meski nantinya target 50 persen sudah tercapai. Vaksinasi, sambung dia, akan terus dilakukan selama pandemi Covid-19 masih berlangsung terlebih jika merujuk pada pergerakan kasus yang masih sangat fluktuatif. 

“Selama covid belum berakhir kita pasti terus menyediakan vaksin sesuai anjuran pemerintah, pokoknya selama pandemi belum berakhir, upaya-upaya penanggulangan covid termasuk vaksinasi akan terus dilakukan karena kita juga ingin cepat pulih, karena pandemi bukan hanya soal kesehatan tapi juga pemulihan perekonomian,” ujarnya.

“Jadi walaupun sudah 50 persen, pasti kita akan terus gencarkan selama pemerintah masih menginstruksikan program vaksinasi,” katanya.

 

 

 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِنِ امْرَاَةٌ خَافَتْ مِنْۢ بَعْلِهَا نُشُوْزًا اَوْ اِعْرَاضًا فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَآ اَنْ يُّصْلِحَا بَيْنَهُمَا صُلْحًا ۗوَالصُّلْحُ خَيْرٌ ۗوَاُحْضِرَتِ الْاَنْفُسُ الشُّحَّۗ وَاِنْ تُحْسِنُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا
Dan jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh, maka keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu memperbaiki (pergaulan dengan istrimu) dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap acuh tak acuh), maka sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

(QS. An-Nisa' ayat 128)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement