REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hasil survei yang dirilis oleh Indikator Politik Indonesia menyebutkan, bahwa mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan BBM jenis pertalite. Pengguna jenis BBM pertalite ini juga yang mayoritas menolak kenaikan harga BBM.
“89 persen orang di Indonesia memakai pertalite meskipun frekuensinya berbeda-beda,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanudin Muhtadi, Ahad (18/9).
Secara rinci kata dia, responden yang sering menggunakan pertalite 2- 3 kali dalam satu minggu sebanyak 29,2 persen, bahkan ada yang lebih dari 3 kali seminggu sebesar 39,1 persen yang berwarna hijau, yang sepekan satu kali (14,6 persen) warna kuning, dan ada yang tidak setiap pekan menggunakan BBM pertalite.
“Pengguna Bio Solar tidak terlalu banyak, pertamax juga tidak banyak, pertamax turbo lebih sedikit lagi,“ ujar Burhanudin.
Sekarang kata dia, bila dibandingkan dengan sikap mereka terhadap kenaikan harga BBM, pengguna pertalite dengan intensitas tinggi adalah yang paling terdepan menolak kenaikan harga BBM. Disusul kemudian Bio Solar, Pertamax, Pertamax turbo yang juga menolak kenaikan harga BBM.
“Mayoritas pengguna pertalite, bio solar, pertamax, pertamax turbo, semuanya tidak setuju. tetapi jika melihat di pengguna pertalite itu ada pola yang menarik, semakin sering menggunakan pertalite, semakin tidak setuju dengan kenaikan harga BBM,” kata dia.
“Ini yang tidak setuju termasuk yang menggunakan mobil. Kalau yang tidak menggunakan pertalite, malah tingkat penolakannya lebih rendah. Tapi mayoritas mereka yang jarang memakai (pertalite) cenderung setuju BBM naik,” terang Burhan.