Ahad 18 Sep 2022 22:31 WIB

Usia Pengidap Diabetes Semakin Muda: Asupan Karbo Berlebih-Badan tak Atletis Pemicunya

Buruknya pola makan dapat memicu diabetes.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Makanan sehat (ilustrasi). Pembatasan asupan karbohidrat dan penurunan berat badan akan membantu menurunkan kadar gula darah.
Foto: Flickr
Makanan sehat (ilustrasi). Pembatasan asupan karbohidrat dan penurunan berat badan akan membantu menurunkan kadar gula darah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus diabetes tipe 2 kini semakin banyak ditemukan pada kelompok usia dewasa muda dan bahkan anak-anak. Salah satu pemicu terjadinya diabetes tipe 2 adalah konsumsi karbohidrat yang berlebih.

Di Amerika Serikat, misalnya, peningkatan kasus diabetes tipe 2 pada anak-anak mulai terlihat setelah restriksi pandemi Covid-19 dilonggarkan. Peningkatan kasus ini dinilai berkaitan dengan buruknya pola makan yang mereka terapkan selama menjalani lockdown.

Baca Juga

Menurut Profesor Joan Taylor dari De Montfort University, sebagian besar orang sebenarnya semakin dekat dengan risiko diabetes tipe 2 setelah memasuki usia 30-an. Hanya orang-orang bertubuh ramping dan atletis di usia 30-an dan 40-an yang tak mengalami peningkatan risiko.

"Hanya orang yang ramping dan atletis yang (tubuhnya tetap seperti itu) di usia 30-an dan 40-an, yang tidak (bertambah risikonya)," jelas Prof Taylor, seperti dilansir The Sun, Ahad (18/9/2022).

Seperti diketahui, berat badan berlebih dapat memicu terjadinya diabetes tipe 2. Di sisi lain, kenaikan berat badan dan masalah kegemukan kerap terjadi setelah seseorang memasuki usia 30-an. Masalah ini tampak lebih sering ditemukan pada orang-orang ras Asia, kulit hitam, dan etnis minoritas.

Berkaitan dengan hal ini, Prof Taylor menilai orang-orang berusia muda sebaiknya membatasi konsumsi karbohidrat dalam keseharian. Prof Taylor menilai asupan karbohidrat sebaiknya hanya 10 persen dari total makanan yang dikonsumsi dalam sehari.

Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan batasan konsumsi karbohidrat menurut panduan dari National Health Service, yaitu 35 persen. Penurunan asupan karbohidrat ini bisa dimulai dengan mengurangi beberapa jenis makanan tinggi karbohidrat, seperti roti putih dan kentang.

Membatasi atau menghindari makanan seperti ini juga bisa berdampak pada penurunan berat badan. Seperti diketahui, penurunan berat badan turut menekan risiko diabetes tipe 2.

"(Pembatasan asupan karbohidrat dan penurunan berat badan) akan membantu menurunkan kadar gula darah Anda menjadi normal," ujar Prof Taylor.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِنَّمَا النَّسِيْۤءُ زِيَادَةٌ فِى الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُحِلُّوْنَهٗ عَامًا وَّيُحَرِّمُوْنَهٗ عَامًا لِّيُوَاطِـُٔوْا عِدَّةَ مَا حَرَّمَ اللّٰهُ فَيُحِلُّوْا مَا حَرَّمَ اللّٰهُ ۗزُيِّنَ لَهُمْ سُوْۤءُ اَعْمَالِهِمْۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ
Sesungguhnya pengunduran (bulan haram) itu hanya menambah kekafiran. Orang-orang kafir disesatkan dengan (pengunduran) itu, mereka menghalalkannya suatu tahun dan mengharamkannya pada suatu tahun yang lain, agar mereka dapat menyesuaikan dengan bilangan yang diharamkan Allah, sekaligus mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Setan) dijadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan buruk mereka. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

(QS. At-Taubah ayat 37)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement