REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Sebanyak lima biksu atau pendeta Buddha asal Bhutan mengunjungi Candi Muaro Jambi di Provinsi Jambi. Kunjungan ini sebagai upaya refleksi sejarah dari situs peninggalan agama Hindu-Buddha pada zaman Sriwijaya tersebut.
"Tadi kita menyambut para biksu yang datang dari Bhutan," kata Executive General Manager (EGM) Bandara Sultan Thaha Jambi, Siswanto di Jambi, Ahad (18/9/2022).
Setelah penyambutan tersebut, para biksu langsung menuju Candi Muaro Jambi. Salah satu rombongan perkumpulan umat Buddha asal Pekanbaru, Joko saat dikonfirmasi mengatakan, rombongan Biksu dari Bhutan itu terdiri dari seorang guru besar dan empat muridnya.
"Yayasan kita mengundang mereka untuk melihat-lihat Candi Muaro Jambi. Kunjungan tersebut hanya sebatas refleksi sejarah saja," kata Joko.
Sebagai informasi, Candi Muaro Jambi merupakan sebuah komplek percandian agama Hindu-Buddha terluas di Asia Tenggara. Komplek percandian ini terletak di Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi. Diperkirakan candi tersebut dibangun pada abad ke 7 sampai 12 Masehi.
Kawasan percandian itu memiliki luas 3.981 hektare atau setara delapan kali luas Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Candi Muaro Jambi membentang sepanjang 7,5 kilometer dari barat ke timur tepian Sungai Batanghari, sebagai sungai terpanjang di Sumatera.
Kompleks Candi Muaro Jambi terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di tepi Sungai Batanghari, sekitar 26 kilometer timur Kota Jambi. Lokasinya mencakup delapan desa, yakni Muara Jambi, Dusun Baru, Dusun Mudo, Danau Lamo, Tebat Patah, Teluk Jambu,Kemingking Dalam, danKemingking Luar.