REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pelaksanaan sejumlah proyek infrastruktur di Kota Surabaya, Jawa Timur, tercatat masih melambat atau mencapai 49,5 persen dari target menjelang akhir triwulan III-2022.
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji meminta Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya untuk mengebut sejumlah proyek infrastruktur yang kemajuannya masih lambat tersebut.
"Kami mendorong agar dapat dilakukan percepatan pembangunan sebelum musim hujan tiba," kata Cak Ji, panggilan lekat Armuji.
Berdasar data DSDABM Surabaya, pengerjaan proyek infrastruktur yang mencapai 49,5 persen itu adalah hasil pekerjaan secara keseluruhan mulai pembangunan jalan, jembatan hingga drainase atau saluran untuk penanggulangan banjir.
"Jadi harus kerja terstruktur dan terukur sesuai dengan program yang telah direncanakan dalam APBD Surabaya 2022," kata Cak Ji.
Sedangkan, khusus untuk proyek penanggulangan banjir di pusat Kota Surabaya, progresnya sudah mencapai 55 persen yang meliputi pekerjaan saluran yang terintegrasi di tengah kota.
Sejauh ini, kata dia, pemasangan box culvert di sekitar Jalan Panglima Sudirman, Jalan Kenari dan Embong Kenongo belum sepenuhnya tuntas. Termasuk pembuatan crossing di Jalan Kayon.
Selain itu, Cak Ji juga memantau masih ada penanaman box culvert yang belum tuntas sehingga membahayakan pengguna jalan. Menurut dia, saluran itu harus terkoneksi satu sama lain sehingga saat hujan deras, debit air tidak meluap.
"Kalau perlu dikerjakan secara maraton pagi hingga malam. Jadi saat musim penghujan tiba saluran-saluran bisa berfungsi optimal dan tidak ada genangan," kata Cak Ji.
Tidak hanya itu, Armuji juga meminta agar pekerjaan infrastruktur di kampung seperti pavingisasi dan pembangunan U-Ditch agar dapat selesai sesuai target yang telah direncanakan.