Senin 19 Sep 2022 13:59 WIB

3,7 Juta Ton Produk Pertanian Dikirim dari Pelabuhan Ukraina di Laut Hitam

Rusia sebelumnya memblokade pelabuhan Ukraina sehingga ekspor merosot.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Sebuah kapal tender pelabuhan, kanan, dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di atas kapal berlayar di sebelah kapal kargo curah SSI Invincible II saat sedang berlabuh di laut Marmara di Istanbul, Turki, Sabtu, 20 Agustus 2022. Selama kunjungan, Guterres diberi pengarahan tentang inspeksi yang sedang berlangsung atas kapal kargo curah SSI Invincible II yang berlabuh di laut Marmara di sebelah Istanbul. Kapal akan menuju ke Chornomorsk, Ukraina.
Foto: AP Photo/Francisco Seco
Sebuah kapal tender pelabuhan, kanan, dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di atas kapal berlayar di sebelah kapal kargo curah SSI Invincible II saat sedang berlabuh di laut Marmara di Istanbul, Turki, Sabtu, 20 Agustus 2022. Selama kunjungan, Guterres diberi pengarahan tentang inspeksi yang sedang berlangsung atas kapal kargo curah SSI Invincible II yang berlabuh di laut Marmara di sebelah Istanbul. Kapal akan menuju ke Chornomorsk, Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Kementerian Infrastruktur Ukraina mengatakan, sebanyak 165 kapal dengan total muatan 3,7 juta ton produk pertanian telah bertolak dari negara tersebut sejak kesepakatan pencabutan blokir pelabuhan Ukraina dengan Rusia diteken Juli lalu. Sebanyak 10 kapal tambahan yang mengangkut 169.300 ton produk pertanian dijadwalkan berlayar dari pelabuhan Laut Hitam pada Ahad (18/9/2022).

“Pada pukul 10.00 pagi (waktu setempat), delapan kapal meninggalkan pelabuhan Great Odesa, dan dua (kapal) lagi menunggu giliran dan kondisi yang baik,” kata Kementerian Infrastruktur Ukraina, Ahad.

Baca Juga

Sehari sebelumnya, sebuah kapal yang mengangkut 30 ribu ton gandum bertolak dari pelabuhan Laut Hitam Chornomorsk, Ukraina, menuju Ethiopia. Itu merupakan kapal ketiga yang direncanakan Program Pangan Dunia (WFP).

“Kapal itu menuju Ethiopia. Menurut perkiraan PBB, Ethiopia berada di ambang krisis pangan,” kata Kementerian Infrastruktur Ukraina dalam sebuah pernyataan, Sabtu (17/9/2022).

Menurut Kementerian Infrastruktur Ukraina, dalam kemitraan dengan WFP, tiga kapal yang memuat lebih dari 90 ribu ton gandum sedang dalam perjalanan ke Ethiopia dan Yaman. “Kami berencana untuk mengekspor 190.000 ton lagi, yang saat ini sedang dibeli oleh mitra PBB,” katanya.

Ekspor gandum Ukraina merosot setelah Rusia menginvasi negara itu pada 24 Februari lalu. Rusia kemudian memblokade pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam. Hal itu seketika melambungkan harga pangan global dan memicu kekhawatiran kekurangan pangan di Afrika dan Timur Tengah.

Ukraina, produsen dan pengekspor biji-bijian utama dunia, mengirimkan hingga 6 juta ton biji-bijian per bulan sebelum perang. Pada 22 Juli lalu, Rusia dan Ukraina menandatangani kesepakatan koridor gandum di Istanbul. Perjanjian itu diteken di bawah pengawasan PBB dan Turki. Dengan perjanjian tersebut, Moskow mencabut blokade terhadap tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam. Menurut Kiev, pelabuhan-pelabuhan itu dapat memuat dan mengirim 100-150 kapal kargo ke luar negeri setiap bulannya. 

Penandatanganan kesepakatan koridor gandum merupakan langkah positif paling signifikan sejak konflik Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari lalu.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement